
Ketika Dolar AS Membuat Harga Emas Terguncang: Terperosoknya Logam Mulia
PT EQUITYWORLD FUTURES – Dalam dinamika keuangan, permainan antara mata uang global dan komoditas menciptakan keseimbangan yang rapuh yang sering membentuk tren pasar. Baru-baru ini, kekuatan teguh Dolar AS telah melemparkan bayangannya atas pasar logam mulia, terutama pada harga emas. Ketika Dolar menggerakkan otot-ototnya, masa depan emas terlihat tidak pasti, dan perjalanan terbarunya menuju level terendah dalam lebih dari sebulan adalah bukti dari perjuangan berkelanjutan ini.
Perhatian: Terguncangnya Logam Mulia
pt equity – Seluruh dunia menyaksikan saat harga emas berjangka merosot ke titik terendah dalam lebih dari sebulan, menandai tren penurunan yang telah berlangsung selama enam hari berturut-turut. Penurunan ini mengikuti erat kerugian mingguannya yang terburuk dalam hampir dua bulan, dengan lonjakan Dolar AS yang tak kenal lelah yang terus menekan logam mulia ini. Kontrak emas aktif untuk pengiriman bulan Desember di Divisi Comex New York Exchange mengalami penurunan sebesar $2,60, atau 0,13%, ditutup pada $1.944,00 per ons. Perjalanan ini mencakup menyentuh titik tertinggi sesi sebesar $1.948,20 dan terendah di $1.934,20.
Minat: Faktor-faktor yang Berperan
equityworld futures – Para analis dan investor sama-sama telah memeriksa faktor-faktor beraneka ragam yang berkontribusi pada penurunan ini. Salah satu pemain penting dalam narasi yang sedang berkembang ini adalah lonjakan Dolar AS baru-baru ini terhadap sekeranjang mata uang global utama. Indeks Dolar AS, yang mengukur kinerja greenback terhadap enam pesaing utamanya, naik 0,3% menjadi 103,19. Angka ini, yang tertinggi sejak 6 Juli, menggarisbawahi pengaruh penguatan Dolar. Edward Moya, seorang analis pasar senior di OANDA, berkomentar bahwa, “Harga emas terus mengalami penurunan sejak pertengahan Juli, dan tren bearish sepertinya tidak berkesudahan, sebagian besar disebabkan oleh kebangkitan Dolar yang perkasa.”
Keinginan: Mencari Stabilitas di Tengah Ketidakpastian
equity world – Para pelaku industri dan ahli pasar telah mengantisipasi potensi aliran pencari tempat berlindung yang dapat memperkuat permintaan akan emas di tengah masa-masa bergejolak ini. Namun, harapan ini bertemu dengan kekecewaan karena pelemahan yuan memicu reli Dolar yang tak terduga kuat. Yuan China tergelincir ke level terlemahnya sejak November, diperdagangkan pada 7,28 per Dolar AS. Perkembangan yang mengkhawatirkan ini sebagian besar disebabkan oleh kekhawatiran yang meningkat terhadap sektor properti yang terbebani utang.
Menambah bahan bakar ke api, kemungkinan kenaikan suku bunga oleh Federal Reserve pada bulan September terus memengaruhi nilai emas. Sementara para investor menantikan rilis risalah pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) pada tanggal 16 Agustus, ketegangan di pasar tetap terasa. Para analis mengatakan bahwa gabungan Dolar yang kuat dan prospek kenaikan suku bunga lagi pada bulan September bisa mendekatkan harga emas pada level $1.900.
Aksi: Menavigasi Perairan yang Tak Dikenal
equityworld – Kondisi saat ini menekankan sifat rapuh dari hubungan antara mata uang dan komoditas. Seiring kekuatan Dolar AS yang bertahan dan ketidakpastian seputar indikator ekonomi yang terus berlanjut, dunia logam mulia berada di persimpangan jalan. Perak juga merasakan dampaknya dengan mengalami penurunan sebesar 0,15%, ditutup pada $22.708 per ons, sementara platinum mengalami penurunan sebesar 0,85%, menetap pada $906,80 per ons.
Sebagai kesimpulan, kemerosotan baru-baru ini dari nilai emas di tengah dominasi Dolar AS yang kuat adalah pengingat tegas akan tari rumit antara elemen-elemen ekonomi. Saat pasar terus berkembang, masa depan logam mulia tetap tidak pasti, meninggalkan para investor dan penggemar untuk memperhatikan dengan cermat tanda-tanda perubahan nasib.
Penafian: Informasi yang disediakan dalam artikel ini hanya untuk tujuan pendidikan dan informasi saja dan seharusnya tidak diartikan sebagai saran keuangan. Pandangan dan pendapat yang terexpress dalam artikel ini semata-mata milik penulis dan tidak selalu mencerminkan kebijakan atau posisi resmi dari lembaga atau organisasi manapun.
Sumber Republika
No Comments