Mata Uang Asia Sedikit Bergerak, Dolar Stabil Jelang Rapat Kebijakan Fed dan BOJ
Pasar mata uang Asia tetap relatif stabil saat dunia menantikan serangkaian pertemuan bank sentral, terutama pertemuan Federal Reserve dan Bank of Japan. Ketegangan masih berlanjut mengenai konflik Israel-Hamas, tetapi tanda-tanda de-eskalasi memberikan sedikit lega pada sentimen risiko. Dolar AS telah mempertahankan posisinya dalam perdagangan Asia, mempertahankan sebagian besar kenaikannya pekan lalu, seiring kekhawatiran tentang keputusan suku bunga Fed pada hari Rabu. Bank sentral AS diharapkan akan mempertahankan suku bunga tetapi mungkin akan memberi sinyal sikap jangka panjang terhadap inflasi yang tinggi. Suku bunga AS yang lebih tinggi menjadi masalah bagi mata uang Asia karena selisih antara imbal hasil berisiko tinggi dan rendah semakin menyempit. Imbal hasil obligasi AS juga terus naik, tetap berada di dekat puncak terbaru.
Minat
Mata uang Asia, sebagian besar, terjebak dalam kisaran datar hingga turun karena sentimen tetap lemah. Dolar Australia adalah pengecualian, dengan kenaikan hampir 0,4% hari ini setelah data penjualan eceran menunjukkan lonjakan yang lebih kuat dari perkiraan pada bulan September. Data ini menunjukkan harapan akan inflasi yang lebih tinggi, memperkuat spekulasi bahwa Reserve Bank of Australia akan menaikkan suku bunga ketika mereka berkumpul pekan depan.
Yen Jepang tetap stabil di bawah 150, pulih sedikit dari level terendah setahun yang dicapainya pekan lalu. Semua mata tertuju pada kesimpulan pertemuan Bank of Japan pada hari Selasa, di mana bank sentral diharapkan akan mengumumkan perubahan lebih lanjut dalam kebijakan kontrol kurva hasilnya. Keputusan ini datang di tengah inflasi tinggi dan yen yang melemah. Data terbaru menunjukkan kenaikan inflasi konsumen di Jepang, yang bisa mendorong BOJ untuk meredakan kebijakan sangat longgar. Analis juga memantau akhir suku bunga negatif pada tahun 2024. Setiap langkah hawkish dari BOJ diharapkan akan menguntungkan yen, yang telah memiliki kinerja yang kurang memuaskan di antara mata uang Asia tahun ini. Pasar juga memperhatikan intervensi pemerintah Jepang di pasar mata uang untuk mendukung yen.
Di antara mata uang lainnya, yuan China tetap datar pada hari Senin karena pasar menantikan data penting indeks manajer pembelian yang akan dirilis pada hari Selasa. Data ini diharapkan akan mengungkapkan beberapa perbaikan dalam ekonomi terbesar di Asia. Sementara itu, rupee India naik 0,2%, mengikuti penurunan harga minyak, dan won Korea Selatan dan dolar Taiwan juga mengalami kenaikan 0,2%.
Selain pertemuan Fed dan BOJ, Bank of England juga akan memutuskan suku bunga minggu ini.
Keinginan
Investor dan trader akan memantau erat pertemuan bank sentral ini karena mereka berpotensi untuk mengubah dinamika dalam pasar mata uang Asia. Meskipun Federal Reserve AS diharapkan untuk mempertahankan suku bunga, pasar sangat mengharapkan sinyal mengenai kenaikan suku bunga di masa depan. Ini dapat memengaruhi kinerja mata uang Asia karena mereka merespons perubahan dalam selisih imbal hasil.
Dalam hal Bank of Japan, setiap tindakan untuk mengatasi inflasi dan kebijakan moneter yang sangat longgar akan menjadi perhatian khusus. Kinerja yen kemungkinan akan dipengaruhi oleh perubahan ini, dan investor akan memantau erat peluang dalam pasar valuta asing.
Tindakan
Saat minggu berlangsung, para investor harus tetap waspada dan terus mengikuti perkembangan hasil pertemuan bank sentral. Pasar mata uang bisa sensitif terhadap pergeseran kebijakan, dan setiap indikasi sikap yang lebih kuat terhadap inflasi atau suku bunga dapat berdampak signifikan pada kinerja mata uang Asia. Para trader dan investor disarankan untuk terus memantau perkembangan ini dan menyesuaikan strategi mereka secara tepat.Sumber investing.com
No Comments