
Kenaikan Emas dan Pelemahan Dolar Menjelang Angka Ketenagakerjaan Malam Ini
PT. EQUITYWORLD FUTURES – Dalam ranah pasar keuangan, sebuah narasi yang memikat tengah berkembang ketika harga emas naik dan dolar melemah, semua dalam antisipasi rilis data nonfarm payrolls AS yang akan datang. Investor dengan cermat memantau tanda-tanda pasar tenaga kerja yang melemah, berharap hal itu akan meningkatkan kemungkinan pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve pada awal Maret.
Kenaikan Emas di Tengah Pelemahan Dolar
Menurut laporan Reuters pada Jumat (08/12), emas mencapai rekor tertinggi sepanjang masa sebesar $2.135,40 pada awal pekan ini, dipicu oleh spekulasi meningkat mengenai pemangkasan suku bunga The Fed. Namun, mengalami penurunan lebih dari $100 karena ketidakpastian mengenai waktu pemangkasan tersebut.
Pada pukul 09.36 WIB, harga emas spot naik sebesar 0,18% menjadi $2.032,24/oz, sementara emas berjangka mengalami kenaikan 0,1% menjadi $2.048,40/oz, seperti dilaporkan oleh Investing.com.
Harapan Pasar dan Wawasan FedWatch
Para pedagang saat ini memperkirakan probabilitas 62% untuk pemangkasan suku bunga pada bulan Maret tahun depan, menurut FedWatch Tool CME. Namun, hasil jajak pendapat menyarankan bahwa suku bunga mungkin tidak akan berubah hingga setidaknya bulan Juli.
Suku bunga yang lebih rendah cenderung mendukung aset tanpa bunga seperti emas. Imbal hasil obligasi Treasury 10 tahun berada di dekat posisi terendah tiga bulan, sementara indeks dolar AS mengakhiri sesi Kamis dengan penurunan 0,6%, membuat emas lebih terjangkau bagi pemegang mata uang lainnya.
Menanti Data Nonfarm Payrolls
Dengan peningkatan klaim pengangguran mingguan AS, para pelaku pasar dengan penuh harap menantikan data nonfarm payrolls yang dijadwalkan rilis malam ini. Data ini dianggap sebagai indikator penting dari pasar tenaga kerja yang mungkin melemah.
Konsensus di kalangan analis pasar menunjukkan adanya soft landing di AS, yang secara historis membuat emas kurang menarik. Namun, ketegangan geopolitik selama tahun pemilu yang kritis, bersama dengan pembelian bank sentral, dapat memberikan dukungan bagi emas pada tahun 2024, sebagaimana yang diungkapkan oleh World Gold Council.
Laporan ini sebelumnya telah diterbitkan oleh Reuters.
Framework Perhatian-Interest-Desire-Action
Perhatian
Dalam dunia keuangan, terjadi pergeseran signifikan saat harga emas melonjak sementara dolar AS melemah, semua dalam antisipasi rilis data nonfarm payrolls AS yang akan datang. Artikel ini menggali faktor utama yang mendorong dinamika ini dan implikasi potensialnya bagi para investor.
Interest
Emas baru-baru ini mencapai level tertinggi, mencapai $2.135,40, dipicu oleh spekulasi intensif mengenai potensi pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve. Namun, penurunan selanjutnya sebesar $100 menggarisbawahi ketidakpastian seputar waktu pemangkasan tersebut. Harga emas spot dan emas berjangka mengalami fluktuasi, dengan harga emas spot naik sebesar 0,18% menjadi $2.032,24/oz, dan harga emas berjangka mengalami kenaikan sebesar 0,1% menjadi $2.048,40/oz.
Desire
Pedagang dengan cermat memantau probabilitas pemangkasan suku bunga pada bulan Maret, saat ini diperkirakan mencapai 62% menurut FedWatch Tool CME. Konsensus di kalangan analis menunjukkan bahwa suku bunga mungkin tetap tidak berubah hingga setidaknya bulan Juli. Suku bunga yang lebih rendah secara tradisional mendukung emas, terlihat dari imbal hasil obligasi Treasury 10 tahun yang berada di dekat posisi terendah tiga bulan dan indeks dolar AS yang mengakhiri sesi Kamis dengan penurunan 0,6%.
Action
Dengan peningkatan klaim pengangguran mingguan AS, fokus kini beralih ke data nonfarm payrolls yang dijadwalkan rilis malam ini, diharapkan memberikan wawasan penting tentang kekuatan pasar tenaga kerja. Meskipun sentimen pasar cenderung menuju soft landing di AS, ketegangan geopolitik selama tahun pemilu yang kritis dan pembelian bank sentral dapat menjadi penopang bagi keberlanjutan emas pada tahun 2024, seperti yang disorot oleh World Gold Council.
No Comments