Blog

Menavigasi Mata Uang Asia: Telaah Ketat Rentang dan Dolar Stabil di Tengah Fokus CPI dan Fed

00:12 13 December in Economy, Global
0 Comments
0

Dalam dunia yang rumit dari mata uang global, pasar Asia saat ini mengalami rentang yang ketat, sementara dolar AS tetap stabil. Para pedagang sedang dalam keadaan antisipasi saat mereka dengan sabar menanti data kunci inflasi AS dan pertemuan Federal Reserve yang dijadwalkan pada pekan ini.

Tren Pasar Saat Ini

Dolar dan indeks masa depannya mengalami penurunan yang marginal dalam perdagangan Asia. Namun, greenback tetap tangguh di atas 104 terhadap berbagai mata uang. Ketidakpastian seputar rencana Fed untuk memangkas suku bunga pada 2024 telah mendorong sejumlah arus masuk ke dalam dolar.

Hari ini menandai rilis data Consumer Price Index (CPI) AS, yang diperkirakan akan menunjukkan penurunan sedikit dalam inflasi untuk bulan November. Namun, para pedagang tetap waspada, terutama setelah data Nonfarm Payrolls minggu lalu melampaui ekspektasi.

Meskipun Fed diperkirakan akan menjaga suku bunga tetap pada hari Rabu, pasar menjadi lebih tidak pasti mengenai kapan bank dapat mulai memangkas suku bunga pada 2024. Data payrolls yang kuat membuat pedagang Fed Fund mengurangi ekspektasi pemangkasan suku bunga Maret 2024, memperkuat dolar dan menekan mata uang Asia.

Pergerakan Mata Uang di Asia

Pada hari Selasa, Yen Jepang naik sebesar 0,4%, pulih dari penurunan tajam pada sesi sebelumnya. Laporan yang menyarankan bahwa Bank of Japan tidak memiliki rencana segera untuk beralih dari kebijakan sangat longgar berkontribusi pada volatilitas Yen. Meskipun masih ada isyarat kenaikan suku bunga dari level negatif, laporan-laporan tersebut menunjukkan bahwa langkah tersebut kemungkinan besar akan dilakukan lebih nanti daripada lebih awal.

Data hari Selasa menunjukkan peningkatan sedikit dalam inflasi harga produsen Jepang untuk bulan November. Sementara itu, yuan China tetap stabil setelah serangkaian penetapan kurs tengah yang kuat oleh People’s Bank, menunjukkan tren deflasi berkelanjutan di negara tersebut. Namun, hal ini telah melebarkan jurang antara yuan domestik dan yuan luar negeri. Yuan luar negeri diperdagangkan di sekitar 7,1875, sementara yuan domestik berada di 7,1766 terhadap dolar.

Data inflasi yang lemah menimbulkan banyak kekhawatiran akan perlambatan ekonomi yang terus-menerus di China, meredam sentimen di pasar Asia secara lebih luas. Dolar Australia naik 0,4% pada hari Selasa setelah penurunan pada sesi sebelumnya, mencerminkan kekhawatiran atas laju ekonomi China.

Gubernur Reserve Bank of Australia, Michele Bullock, menekankan pendekatan hati-hati bank terhadap kebijakan moneter, terutama setelah memperingatkan potensi risiko inflasi awal bulan ini. Won Korea Selatan tetap datar setelah penurunan sesi sebelumnya, sementara Dolar Singapura dan Ringgit Malaysia juga mengalami pergerakan minimal.

Rupee India berada di sekitar level terendahnya menjelang rilis data utama Consumer Price Index (CPI) negara tersebut. Ini menyusul peringatan dari Reserve Bank of India bahwa risiko inflasi tetap siap untuk naik, karena harga pangan yang tinggi.

Outlook Pasar dan Peluang

Saat investor menavigasi lanskap dinamis pasar mata uang Asia, penting untuk tetap terinformasi tentang perkembangan terkini. Skenario saat ini menyoroti dampak faktor ekonomi global pada pergerakan mata uang, dengan sorotan pada keseimbangan yang rapuh antara stabilitas dolar AS dan tantangan yang dihadapi mata uang Asia.

Sebagai kesimpulan, pertemuan Federal Reserve mendatang dan rilis data CPI kemungkinan akan menjadi kunci dalam membentuk arah pergerakan mata uang. Pedagang dan investor harus tetap waspada, mempertimbangkan potensi dampak berantai pada pasar, dan menyesuaikan strategi mereka dengan cermat.

No Comments

Post a Comment