Blog

Dolar Melemah Sebelum Data Penting; Poundsterling Tetap Lemah

00:21 22 December in Economy, Global
0 Comments
0

PT. EQUITYWORLD FUTURES – Lanskap keuangan global mengalami pergeseran halus ketika dolar AS melemah sedikit di awal perdagangan Eropa pada hari Kamis (21/12), merosot menjelang data pertumbuhan penting. Sementara itu, poundsterling terus mengalami penurunan setelah inflasi Inggris turun dengan cepat.

Pada pukul 16.30 WIB, Indeks Dolar, yang melacak greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, diperdagangkan turun 0,1% di 102,010, mencatat penurunan hampir 2% sepanjang tahun.

Dinamika Pasar

Dilema Dolar

Meskipun upaya beberapa pejabat Federal Reserve untuk meredam ekspektasi terhadap sejumlah pemotongan suku bunga AS pada tahun 2024, yield obligasi AS berjangka 10 tahun mencapai level terendah tujuh bulan sebesar 3,847%. Hal ini, pada gilirannya, menarik dolar lebih rendah karena para trader berspekulasi tentang kemungkinan pemotongan suku bunga secepatnya pada bulan Maret.

Pasar dengan penuh semangat menantikan serangkaian rilis data pada hari Kamis, termasuk klaim pengangguran mingguan, data Indeks Manufaktur Fed Philadelphia, dan yang paling penting adalah data pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) secara kuartalan.

Namun, semua mata tertuju pada rilis Indeks Pengeluaran Konsumsi Pribadi Inti (PCE) pada hari Jumat, indikator inflasi favorit Federal Reserve. Data ini dapat memberikan gambaran apakah inflasi sudah cukup melambat bagi Fed untuk mempertimbangkan pelonggaran kebijakan tahun depan.

Kesulitan Poundsterling

Di Eropa, GBP/USD melemah sebesar 0,2%, berada di level 1,2618. Pound terus lemah setelah data yang dirilis pada Rabu menunjukkan bahwa inflasi Inggris turun ke level terendah sejak September 2021.

Sebelumnya pada hari Kamis, data menunjukkan bahwa Inggris mengalami defisit anggaran yang lebih tinggi dari perkiraan pada bulan November, dengan peminjaman bersih sektor publik mencapai £14,3 miliar ($18,1 miliar), menekankan terbatasnya ruang fiskal untuk pemotongan pajak sebelum pemilihan oleh pemerintah Perdana Menteri Rishi Sunak.

Pergerakan Mata Uang Lainnya

EUR/USD diperdagangkan datar di 1,0938, dengan para trader menantikan potensi pemotongan suku bunga dari ECB tahun depan. Langkah pertama bisa saja terjadi pada kuartal pertama, terutama jika inflasi zona euro, yang turun menjadi 2,4% pada bulan November secara tahunan, tetap dekat dengan target jangka menengah 2% bank sentral.

USD/JPY turun 0,3% menjadi 143,16, di mana yen pulih dari kerugian tajam awal minggu ini setelah Bank of Japan mempertahankan kebijakan ultra-dovish. Fokus minggu ini adalah data indeks harga konsumen Jepang yang akan hadir pada hari Jumat.

USD/CNY diperdagangkan naik 0,2% ke 7,1467, karena yuan melemah setelah Bank Sentral China mempertahankan tingkat pinjaman utama/LPR pada rekor terendah.

Jalan ke Depan

Saat panggung ekonomi global menyiapkan pertunjukan untuk perubahan potensial dalam kebijakan moneter, para investor dengan cermat memperhatikan narasi data yang berkembang. Penurunan sedikit pada dolar AS dan perjuangan berkelanjutan poundsterling mencerminkan keseimbangan halus yang ingin dicapai bank sentral antara mendukung pertumbuhan ekonomi dan mengelola inflasi.

Kesimpulan: Menavigasi Ketidakpastian

Di tengah kondisi pasar yang terus berkembang, investor sebaiknya tetap waspada dan dapat beradaptasi. Keterkaitan ekonomi global berarti bahwa perkembangan di satu wilayah dapat memiliki efek domino di seluruh dunia. Saat kita menanti rilis data penting dan memantau tindakan bank sentral, penting untuk tetap terinformasi dan mempertimbangkan strategi diversifikasi untuk menavigasi ketidakpastian yang ada.

Artikel ini disajikan oleh Investing.com, memberikan analisis waktu tepat dan berwawasan luas tentang pasar keuangan.

No Comments

Post a Comment