Rupiah Menguat ke Rp 15.418 Berkat Pelemahan Dolar AS yang Berlanjut
PT EQUITYWORLD FUTURES – Dalam dunia dinamis pertukaran mata uang, Rupiah Indonesia mengalami kenaikan yang signifikan, mencapai Rp 15.418 per dolar AS pada penutupan perdagangan Kamis, 28 Desember 2023. Pendorong utama di balik lonjakan ini dikaitkan dengan terus melemahnya dolar AS, sebuah fenomena yang terus berkembang di panggung global.
Faktor Global yang Berperan
Ekonom Mirae Asset Sekuritas, Rully Arya Wisnubroto, memberikan pandangan tentang sentimen yang sedang berlangsung, dengan menekankan peran dominan faktor-faktor global dalam kenaikan Rupiah. Pelemahan berkelanjutan dolar AS, mendekati level 100 pada Indeks Dolar AS, menjadi faktor utama. Rully mengaitkan penurunan ini pada indeks dolar AS dengan antisipasi pasar terhadap pemangkasan suku bunga yang agresif oleh Bank Sentral Amerika Serikat (Fed) pada tahun 2024.
Pertimbangan Domestik
Sementara faktor global menetapkan panggung, elemen-elemen domestik juga turut berperan. Investor dengan penuh semangat menunggu data inflasi untuk Desember 2023, memberikan gambaran komprehensif tentang inflasi sepanjang tahun. Rully memprediksi bahwa inflasi Desember 2023 akan tetap stabil, berada pada level 2,85 persen secara year on year (yoy).
Menambah dimensi pada perspektif domestik, Rully Nova, seorang analis Bank Woori Saudara, menyoroti peran peningkatan aktivitas pasar keuangan yang didukung oleh aliran modal asing. Arus dana asing tercermin dalam pembelian bersih investor asing di pasar keuangan Indonesia, mencapai jumlah yang signifikan, yaitu Rp 6,3 triliun.
Kinerja Pasar
Keberlanjutan kekuatan Rupiah tercermin dalam kenaikan sebesar 12 poin atau 0,08 persen, ditutup pada Rp 15.418 per dolar AS pada hari Kamis, melampaui tingkat penutupan sebelumnya sebesar Rp 15.430 per dolar AS. Sebaliknya, Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) dari Bank Indonesia sedikit melemah, mencapai posisi Rp 15.416 per dolar AS dibandingkan dengan posisi sebelumnya Rp 15.414 per dolar AS.
Kerangka Kerja: Perhatian-Interest-Keinginan-Tindakan (PIKT)
Sekarang, mari kita analisis pergerakan mata uang ini menggunakan kerangka PIKT.
- Perhatian: Kenaikan Rupiah ke Rp 15.418 menarik perhatian, menciptakan rasa ingin tahu di pasar keuangan. Perubahan ini mendorong investor dan pengamat untuk menyelami faktor-faktor yang mendorong perubahan yang luar biasa ini.
- Interest: Konteks global, dengan dolar AS mendekati level kritis pada indeks, menetapkan panggung untuk pemahaman yang lebih mendalam. Antisipasi pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve Amerika Serikat (Fed) pada tahun 2024 menambah kompleksitas, menimbulkan pertanyaan tentang lintasan masa depan dinamika mata uang.
- Keinginan: Saat elemen-elemen domestik, seperti inflasi yang stabil dan arus modal asing yang substansial, menyatu dengan faktor-faktor global, muncul keinginan untuk memahami implikasi ekonomi lebih luas dan peluang investasi potensial.
- Tindakan: Investor dan peserta pasar mungkin mempertimbangkan penyesuaian strategi mereka sebagai respons terhadap perkembangan ini. Baik itu melibatkan perdagangan mata uang, alokasi investasi, atau manajemen risiko, penguatan Rupiah memicu tindakan konkret dalam komunitas keuangan.
Sebagai kesimpulan, kenaikan Rupiah ke Rp 15.418 terhadap dolar AS adalah fenomena berlapis yang dipengaruhi oleh faktor-faktor global dan domestik. Saat kita menavigasi lanskap rumit pasar mata uang, kerangka Perhatian-Interest-Keinginan-Tindakan memberikan lensa terstruktur untuk menganalisis dan merespons pergeseran signifikan ini.
Sumber: Republika Online
No Comments