Memanfaatkan Peluang: Mengungkap Dinamika Penguatan Dolar dan Dilema Yen
PT. EQUITYWORLD FUTURES – Dalam lanskap keuangan global yang rumit, sorotan tertuju pada lonjakan terbaru dolar AS, melampaui ambang psikologis 150 yen. Pembandingan perspektif suku bunga yang berbeda antara Amerika Serikat dan Jepang telah menciptakan skenario menarik.
Pada Selasa (20/02/2024), yen mendapati dirinya terpaku di dekat level terendahnya dalam tiga bulan terhadap dolar. Dorongan di balik skenario ini adalah inflasi AS yang kokoh, memperkuat harapan kenaikan suku bunga jangka panjang. Hal ini berkontras dengan resesi ekonomi Jepang dan ketidakpastian pasar mengenai keluarnya dari kebijakan moneter longgar dalam jangka pendek.
Minat: Keputusan LPR Tiongkok dan Penyesuaian Global Yuan
PT. EQUITYWORLD FUTURES –Di wilayah Asia, semua mata tertuju pada keputusan Tiongkok mengenai Tingkat Pinjaman Primer (LPR), di mana diperkirakan akan terjadi pemangkasan suku bunga hipotek referensi. Langkah ini bertujuan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang melemah. Sementara itu, menjelang hasil pemilu, yuan di luar negeri mengalami pelemahan sedikit, mencapai 7,2143 per dolar.
Dolar, yang terakhir dibeli dengan kuat pada 150,25 yen, telah melampaui batas psikologis selama enam sesi berturut-turut. Streak ini telah memicu peringatan dari pejabat Jepang, berupaya menstabilkan mata uang mereka di tengah fluktuasi ini.
Keinginan: Menilai Realitas Ekonomi dan Skeptisisme Pasar
PT. EQUITYWORLD FUTURES –Lonjakan data Indeks Harga Produsen dan Konsumen AS dari minggu sebelumnya telah meredakan ekspektasi pasar mengenai seberapa cepat, dan seberapa besar, Federal Reserve dapat menurunkan suku bunga tahun 2024. Futures saat ini menunjukkan penurunan sebesar 90 basis poin saja, turun dari sekitar 160 bps pada akhir tahun sebelumnya.
Sebaliknya, masuknya Jepang ke dalam resesi pada kuartal terakhir tahun sebelumnya, yang disebabkan oleh konsumsi dan belanja modal yang lesu, telah mendorong investor untuk mempertimbangkan kembali kemungkinan Bank of Japan (BOJ) keluar dari kebijakan moneter longgar dalam jangka pendek.
Dalam konteks pasar secara keseluruhan, dolar tetap kuat, meskipun pergerakannya sebagian besar melemah karena libur Hari Presiden di Amerika Serikat pada hari Senin. Terhadap dolar, euro melemah sebesar 0,09% menjadi $1,0770, sementara pound merosot sebesar 0,06% menjadi $1,2588. Dolar Selandia Baru juga mengalami penurunan sebesar 0,11%, mencapai $0,6143.
Aksi: Imbal Hasil Obligasi, Indeks Dolar, dan Pertimbangan Regional
PT. EQUITYWORLD FUTURES –Di ranah obligasi, imbal hasil Surat Utang AS naik sebagai respons terhadap data inflasi minggu lalu dan penyesuaian harapan The Fed. Imbal hasil tenor 10 tahun naik sekitar 2 basis poin menjadi 4,3166%, sementara imbal hasil tenor dua tahun tetap stabil di 4,6565%.
Indeks Dolar, yang mengukur kekuatan dolar terhadap mata uang utama lainnya, mengalami kenaikan sebesar 0,03%, mencapai 104,33. Dolar Australia, bagaimanapun, mengalami penurunan sebesar 0,14%, turun menjadi $0,6531.
Risalah pertemuan Reserve Bank of Australia (RBA) bulan Februari yang dirilis pada hari Selasa menunjukkan pertimbangan para pengambil kebijakan untuk menaikkan suku bunga sebesar seperempat poin lagi, namun memutuskan untuk tetap mempertahankan suku bunga mengingat kemajuan telah dicapai pada inflasi dan pasar tenaga kerja melemah lebih cepat dari perkiraan.
Saat kita mengarungi dinamika pasar yang kompleks ini, penting untuk tetap terhubung dengan perkembangan lanskap ekonomi. Interaksi antara AS dan Jepang, pergeseran halus dalam nilai mata uang, dan sentimen pasar global semuanya berkontribusi pada suatu tatanan peluang dan risiko.
No Comments