Blog

pt equityworld futures trillium surabaya

PT EQUITYWORLD FUTURES CIREBON – Emas Tembus $4.000: Ketegangan AS–Tiongkok dan Geopolitik Dunia Dorong Reli Safe Haven

01:59 13 October in Gold, Market Review
0 Comments
0

Attention – Emas Kembali Bercahaya di Tengah Badai Geopolitik

Harga emas spot kembali mencetak sejarah dengan menembus level psikologis $4.000 per ons pada Jumat (10/10), mendekati rekor tertinggi $4.059 yang dicapai dua hari sebelumnya. Kenaikan tajam ini menegaskan dominasi emas sebagai aset lindung nilai utama di tengah turbulensi politik dan ekonomi global. Lonjakan terbaru dipicu oleh ketegangan yang kembali meningkat antara Washington dan Beijing, setelah Presiden AS Donald Trump menyatakan tidak ada alasan untuk bertemu Presiden Tiongkok Xi Jinping dalam dua minggu mendatang di Korea Selatan—sebuah pernyataan yang membatalkan agenda diplomatik penting yang semula diharapkan dapat meredakan ketegangan dagang.

Pernyataan Trump disertai ancaman kenaikan tarif baru terhadap impor asal Tiongkok, yang langsung mengguncang pasar keuangan global. Indeks saham utama AS sempat tergelincir, sementara investor bergegas menuju aset aman seperti emas, obligasi pemerintah, dan franc Swiss. Dalam hitungan jam, emas melonjak menembus $4.000, menandai momentum psikologis penting bagi para pelaku pasar yang selama ini menunggu sinyal baru dari konflik dua ekonomi terbesar dunia.


Interest – Gencatan Senjata Israel–Hamas dan Ketidakpastian Global

Di sisi lain, sentimen pasar sedikit terbantu oleh kabar bahwa pemerintah Israel meratifikasi gencatan senjata dengan Hamas pada Jumat, membuka jalan bagi penghentian permusuhan di Gaza dalam waktu 24 jam. Meskipun kabar ini berpotensi menenangkan pasar energi dan mengurangi risiko konflik regional, para analis menilai stabilitas geopolitik global masih jauh dari kata aman. Banyak pihak skeptis bahwa perdamaian di Timur Tengah akan bertahan lama, mengingat akar konflik yang kompleks serta campur tangan kekuatan besar di kawasan tersebut.

Kondisi geopolitik yang rapuh inilah yang terus menjadi bahan bakar bagi reli emas. Sejak awal tahun, harga emas telah naik sekitar 52%, dan tengah menuju kenaikan mingguan kedelapan berturut-turut—sesuatu yang belum pernah terjadi sejak krisis keuangan 2008. Lonjakan ini tidak hanya mencerminkan kekhawatiran investor terhadap risiko perang atau konflik dagang, tetapi juga mencerminkan hilangnya kepercayaan terhadap stabilitas ekonomi global.

Faktor lain yang memperkuat permintaan emas adalah menurunnya prospek pertumbuhan global. Data terakhir dari IMF menunjukkan revisi ke bawah untuk pertumbuhan dunia tahun ini, terutama akibat perlambatan di Tiongkok, Eropa, dan AS. Inflasi yang masih tinggi di berbagai negara juga menekan daya beli masyarakat, sementara bank sentral kesulitan menyeimbangkan kebijakan antara menjaga harga dan menopang pertumbuhan.


Desire – Ekspektasi Pemangkasan Suku Bunga dan Diversifikasi Global

Dari sisi moneter, investor kini semakin yakin bahwa Federal Reserve (The Fed) akan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin pada setiap pertemuan tersisa tahun ini. Ekspektasi tersebut muncul setelah beberapa pejabat The Fed menyampaikan nada dovish, menekankan perlunya stimulus tambahan untuk menjaga momentum ekonomi di tengah ketidakpastian global. Pemangkasan suku bunga biasanya memperlemah dolar AS dan menurunkan imbal hasil obligasi—dua faktor yang secara historis menjadi pendorong kuat bagi kenaikan harga emas.

Selain itu, tren diversifikasi portofolio global juga semakin nyata. Banyak bank sentral, termasuk di Asia dan Timur Tengah, terus meningkatkan cadangan emas sebagai langkah strategis untuk mengurangi ketergantungan pada dolar. Hal ini memperkuat permintaan jangka panjang terhadap logam mulia tersebut.

Bahkan investor institusional kini lebih aktif memasukkan emas ke dalam portofolio mereka, bukan hanya sebagai lindung nilai terhadap risiko geopolitik, tetapi juga sebagai alternatif stabil di tengah ketidakpastian nilai aset digital dan pasar saham. Emas kembali dipandang bukan sekadar komoditas, melainkan simbol kepercayaan—sebuah aset yang tetap bernilai ketika sistem keuangan modern kehilangan arah.

Secara teknikal, meski sempat berada di area jenuh beli, emas masih menunjukkan momentum positif. Analis memperkirakan bahwa selama harga bertahan di atas $3.950, tren naik masih akan berlanjut, dengan potensi uji ulang rekor $4.059 dalam waktu dekat. Jika ketegangan AS–Tiongkok bereskalasi lebih lanjut atau The Fed mengindikasikan pelonggaran agresif, target berikutnya bisa berada di kisaran $4.100–$4.150 per ons.


Action – Saatnya Investor Bergerak Cerdas

Bagi investor, momen seperti ini menghadirkan peluang sekaligus tantangan. Harga emas yang sudah menembus $4.000 menunjukkan bahwa pasar sedang didorong oleh faktor fundamental sekaligus emosional—kombinasi yang bisa menghasilkan volatilitas tinggi. Namun, selama ketidakpastian global belum mereda, logam mulia masih memiliki potensi menjadi penyimpan nilai paling andal.

Bagi mereka yang belum memiliki eksposur ke emas, strategi akumulasi bertahap bisa menjadi pilihan bijak. Pembelian secara berkala memungkinkan investor memanfaatkan fluktuasi harga tanpa harus menebak puncak pasar. Sementara itu, bagi pemegang emas lama, mempertahankan posisi hingga arah kebijakan The Fed benar-benar jelas mungkin menjadi langkah paling aman.

Kenaikan emas kali ini bukan sekadar reaksi jangka pendek terhadap berita geopolitik, melainkan refleksi mendalam dari perubahan struktur ekonomi global—di mana kepercayaan terhadap dolar, pasar obligasi, dan aset berisiko mulai tergeser oleh pencarian stabilitas sejati.

Di tengah dunia yang makin tak pasti, emas kembali membuktikan dirinya bukan sekadar logam mulia, melainkan cermin dari ketahanan, keyakinan, dan kehati-hatian investor global.

Sumber newsmaker.id, coba demo trading Gratis di link berikut ini

No Comments

Post a Comment