PT EQUITYWORLD FUTURES CIREBON – Emas dan Perak Cetak Rekor Tertinggi: Ketegangan Kredit AS dan Friksi Washington–Beijing Pacu Reli Safe Haven Global
Attention — Gejolak Global Bikin Logam Mulia Meledak ke Puncak Baru
Harga emas dan perak melonjak ke rekor tertinggi sepanjang sejarah pada Jumat (17/10), menandai babak baru dalam reli besar logam mulia yang mengguncang pasar global. Emas spot sempat terbang 1,2% ke level menakjubkan $4.379,93 per ons, mendekati rekor intraday $4.380,79 menurut data ICE. Kenaikan tajam ini membawa emas menuju mingguan terbaik sejak krisis keuangan 2008, memperpanjang tren bullish yang telah berlangsung sejak Agustus.
Lonjakan harga ini tidak berdiri sendiri. Investor di seluruh dunia beralih ke aset safe haven di tengah ketegangan Washington–Beijing yang semakin panas, serta meningkatnya kekhawatiran terhadap kualitas kredit di sektor perbankan AS. Dua bank regional Amerika baru saja mengungkap masalah kredit besar yang diduga terkait penipuan, memicu kekhawatiran akan efek domino terhadap stabilitas sistem keuangan.
Ketika pasar saham dan dolar AS mulai goyah, emas dan perak menjadi bintang penyelamat. Logam-logam ini kembali memainkan peran klasiknya sebagai benteng nilai di tengah badai ketidakpastian ekonomi dan politik global.
Interest — Ketakutan Baru di Wall Street dan Taruhan Jumbo The Fed
Pasar keuangan Amerika sempat terguncang hebat pada Kamis, setelah laporan masalah kredit tersebut mengguncang sentimen risiko. Kekhawatiran meningkat bahwa lemahnya tata kelola kredit bisa menandai fase awal tekanan baru di sistem keuangan, terutama ketika utang korporasi dan rumah tangga AS berada di level tertinggi sepanjang masa.
Kondisi ini diperburuk oleh minimnya rilis data ekonomi akibat shutdown pemerintah AS, membuat investor buta arah dalam menilai kondisi riil ekonomi. Ketidakpastian ini mendorong pelaku pasar menumpuk posisi di emas dan perak, sambil menilai kemungkinan besar bahwa The Federal Reserve akan memangkas suku bunga secara agresif tahun ini.
Ketua The Fed Jerome Powell memang memberi sinyal pemangkasan 25 basis poin dalam pertemuan bulan ini, namun pelaku pasar bertaruh pada pemangkasan jumbo—mungkin 50 hingga 75 bps—sebelum akhir 2025. Ekspektasi pelonggaran moneter seperti itu menjadi bahan bakar tambahan bagi reli logam mulia, yang tidak menawarkan imbal hasil namun cemerlang di saat yield turun.
Dukungan terhadap tren bullish juga datang dari pasar komoditas lain. Perak menembus rekor historis 1980 di kontrak CBOT, menyentuh level tertinggi baru $54,3775 per ons sebelum memangkas kenaikan tipis. Platinum dan palladium pun masing-masing mencatat lonjakan mingguan 8% dan 16%, menandakan reli broad-based di sektor logam berharga.
Desire — Daya Tarik Safe Haven dan Lonjakan Fisik Global
Reli emas dan perak kali ini bukan hanya fenomena spekulatif; ia berakar pada permintaan riil dan keketatan pasokan global. Sepanjang tahun 2025, harga emas telah melesat lebih dari 65%, didorong oleh pembelian masif bank sentral dunia, arus masuk besar ke ETF berbasis logam mulia, dan meningkatnya ketegangan geopolitik serta fiskal.
Sementara itu, perak tampil lebih spektakuler, dengan lonjakan hampir 90% sejak awal tahun. Salah satu pemicu utama adalah shortage fisik historis di pasar London, yang membuat harga spot di sana sempat melampaui kontrak berjangka New York (Comex). Dalam sepekan terakhir, lebih dari 15 juta ons perak ditarik dari gudang Comex—kemungkinan besar dikirim ke London untuk menenangkan pasar yang kekurangan pasokan.
Meski selisih harga London–New York telah menyempit menjadi $0,70 per ons dari $3 pada pekan lalu, ketegangan pasokan masih tinggi. Investor institusional dan ritel di Asia ikut memperburuk keketatan ini dengan pembelian besar-besaran, terutama di Tiongkok dan India yang kini menjadi dua pusat perdagangan fisik terbesar dunia.
Selain itu, kekhawatiran terhadap beban fiskal AS dan ancaman terhadap independensi The Fed menambah daya tarik logam mulia sebagai penyimpan nilai jangka panjang. “Investor kini tidak hanya membeli emas, mereka membeli perlindungan,” ujar seorang analis di Bloomberg Intelligence.
Action — Saatnya Menilai Ulang Arah Aset dan Perlindungan Kekayaan
Di tengah kombinasi krisis kredit, tensi geopolitik, dan ekspektasi pemangkasan suku bunga besar, emas dan perak kini menandai pergeseran mendasar dalam perilaku investor global. Pada pukul 07:57 waktu Singapura, harga spot gold naik lagi 1% ke $4.369,14 per ons, menuju kenaikan mingguan 8,7%, sementara perak bertahan di dekat puncak intrahari dengan kenaikan lebih dari 8% dalam sepekan.
Sementara itu, Bloomberg Dollar Spot Index turun tipis 0,1%, menandakan arus keluar dari dolar menuju aset yang lebih aman. Dalam lanskap seperti ini, investor individu maupun institusi dihadapkan pada pilihan strategis: mengabaikan reli logam mulia dan mengambil risiko, atau ikut menyeimbangkan portofolio dengan aset lindung nilai.
Ketika Menteri Perdagangan Tiongkok Wang Wentao menuduh AS memicu eskalasi dagang dan memperingatkan bahaya “decoupling”, dunia menyadari bahwa hubungan Washington–Beijing belum akan membaik dalam waktu dekat. Di sisi lain, pejabat AS seperti Menteri Keuangan Scott Bessent memperkeras retorika terhadap kebijakan ekonomi Tiongkok, menambah ketegangan global yang membuat permintaan emas dan perak kian tak terbendung.
Pada akhirnya, reli logam mulia ini bukan sekadar refleksi dari krisis jangka pendek, tetapi juga simbol krisis kepercayaan terhadap stabilitas ekonomi global. Emas dan perak, sekali lagi, menjadi jangkar nilai di tengah badai yang kian mengganas.
Kesimpulan: Dengan rekor baru di atas $4.379/oz untuk emas dan $54,37/oz untuk perak, pasar logam mulia tampaknya baru memulai babak reli besar berikutnya. Selama risiko kredit membayangi, tensi geopolitik meningkat, dan The Fed mempertimbangkan pelonggaran besar, safe haven akan tetap menjadi primadona dunia investasi.
Sumber newsmaker.id, Coba demo Trading Gratis di Link Berikut ini
No Comments