Blog

pt equityworld futures trillium surabaya

PT EQUITYWORLD FUTURES CIREBON – Emas Stabil Setelah Tekanan Tajam: Pasar Mencerna Ketegangan Perdagangan dan Risiko Kredit Bank AS

01:35 20 October in Gold, Market Review
0 Comments
0

Attention – Ketegangan Global Kembali Menahan Napas Pasar Logam Mulia

Harga emas stabil pada awal pekan ini setelah mengalami penurunan tajam pada hari Jumat, ketika para pedagang menimbang ulang arah pasar di tengah kombinasi antara gejolak perdagangan dan kekhawatiran kredit di sektor perbankan regional Amerika Serikat. Setelah reli spektakuler yang berlangsung selama dua bulan terakhir, emas akhirnya mencatat penurunan harian terbesar sejak Mei, turun 1,7% di akhir pekan yang penuh gejolak.

Perak, yang sempat menjadi bintang reli bersama emas, juga mengalami koreksi signifikan. Logam putih itu hanya bergerak datar pada perdagangan Senin setelah ambruk 4,3% pada sesi sebelumnya akibat tekanan pada stok logam di London yang mulai mereda. Kondisi ini menimbulkan pertanyaan: apakah reli luar biasa yang membawa emas dan perak ke rekor tertinggi minggu lalu mulai kehilangan tenaga?

Indikator teknis memang menunjukkan tanda-tanda kelelahan pasar. Momentum beli yang sangat kuat sejak Agustus menciptakan kondisi “overheated,” yang sering kali diikuti oleh fase konsolidasi atau koreksi harga jangka pendek. Namun, di balik penurunan ini, sentimen pasar masih sarat dengan ketidakpastian yang justru dapat kembali memicu permintaan terhadap aset safe haven seperti emas.


Interest – Fokus Bergeser ke Diplomasi AS–Tiongkok dan Risiko Kredit Domestik

Perhatian pelaku pasar kini tertuju pada rencana pertemuan antara Amerika Serikat dan Tiongkok dalam waktu dekat. Presiden Donald Trump menyampaikan optimisme bahwa pembicaraan tersebut bisa menghasilkan kesepakatan yang meredakan ketegangan dagang yang telah membebani ekonomi global selama lebih dari dua tahun terakhir. Trump bahkan menyebut bahwa ancaman tarif tinggi “tidak berkelanjutan” dalam jangka panjang—sebuah sinyal bahwa Washington mungkin tengah mencari jalan keluar yang lebih pragmatis.

Jika tanda-tanda kemajuan konkret muncul dari meja perundingan, hal itu berpotensi menekan permintaan terhadap aset safe haven. Investor biasanya mengurangi eksposur mereka pada emas ketika risiko geopolitik menurun. Namun sebaliknya, jika pembicaraan kembali menemui jalan buntu, volatilitas pasar bisa meningkat tajam—dan emas akan kembali diincar sebagai pelindung nilai utama.

Sementara itu, di dalam negeri AS, bayang-bayang risiko kredit kembali menghantui sistem keuangan. Dua bank regional, Zions Bancorp dan Western Alliance Bancorp, minggu lalu mengungkapkan masalah terkait pinjaman yang diduga bersumber dari praktik penipuan. Pengakuan tersebut mengguncang kepercayaan investor terhadap stabilitas lembaga keuangan menengah di AS, terutama menjelang laporan laba mereka yang dijadwalkan minggu ini. Kasus ini menjadi ujian penting: apakah krisis pinjaman berisiko mulai menjalar ke sektor perbankan yang lebih luas, atau hanya bersifat lokal dan sementara? Jawaban atas pertanyaan ini akan sangat memengaruhi arah harga emas dalam jangka pendek.


Desire – Emas dan Perak Tetap Jadi Primadona Safe Haven

Meskipun sempat terkoreksi, tren besar logam mulia masih menunjukkan kekuatan luar biasa. Sejak awal tahun 2025, harga emas telah melonjak lebih dari 60%, menandai kenaikan sembilan minggu berturut-turut hingga pekan lalu. Lonjakan ini didorong oleh kombinasi faktor fundamental yang solid:

  • Pembelian besar-besaran oleh bank sentral di berbagai negara yang berupaya mendiversifikasi cadangan devisa mereka.
  • Arus masuk kuat ke dana ETF berbasis emas, yang menandakan meningkatnya minat investor institusional.
  • Kekhawatiran terhadap stabilitas geopolitik, termasuk perang dagang, konflik Timur Tengah, serta meningkatnya ketegangan Washington–Beijing.
  • Lonjakan utang dan defisit fiskal AS, yang menimbulkan keraguan terhadap kemampuan The Federal Reserve mempertahankan independensinya di bawah tekanan politik.

Perak bahkan mencatat performa lebih spektakuler—melonjak sekitar 80% sepanjang tahun ini. Selain faktor-faktor makro yang sama, lonjakan perak juga dipicu oleh kekurangan pasokan di London. Ketika stok menipis, harga acuan di pasar fisik melonjak jauh melampaui kontrak berjangka di New York, memicu perburuan logam dari berbagai negara untuk memenuhi kebutuhan industri dan investasi.

Kombinasi antara kekhawatiran sistemik dan ekspektasi permintaan industri membuat perak tetap menarik, terutama bagi investor yang mencari alternatif lebih murah dari emas dengan potensi kenaikan lebih besar.


Action – Waspadai Volatilitas, Tapi Tetap Lihat Potensi Emas sebagai Aset Strategis

Pada perdagangan Senin pagi di Singapura, harga emas spot tercatat turun tipis 0,3% menjadi $4.238,96 per ons, sementara indeks Bloomberg Dollar Spot naik 0,1%, mencerminkan sedikit penguatan dolar AS. Perak stagnan, sedangkan platinum dan paladium melemah mengikuti arus koreksi teknikal.

Para analis memperkirakan, dalam jangka pendek emas kemungkinan akan bergerak dalam kisaran konsolidasi setelah reli besar-besaran. Namun, secara fundamental, faktor pendukung jangka panjang tetap kuat—terutama jika risiko kredit di sektor perbankan AS memburuk atau pembicaraan perdagangan AS–Tiongkok gagal mencapai hasil nyata.

Bagi investor, fase konsolidasi seperti ini justru bisa menjadi peluang untuk masuk kembali ke pasar dengan harga yang lebih menarik, terutama bagi mereka yang berorientasi pada strategi lindung nilai terhadap ketidakpastian ekonomi global.

Di tengah dunia yang masih sarat ketegangan, emas tetap menjadi simbol perlindungan nilai dan ketenangan finansial. Dan meskipun kilau logam mulia ini sempat meredup dalam sekejap, sejarah telah membuktikan bahwa emas selalu menemukan caranya untuk bersinar kembali.

Sumber newsmaker.id, coba link demo trading gratis di Link berikut ini

No Comments

Post a Comment