PT EQUITYWORLD FUTURES CIREBON – Emas Kembali Mendekati Rekor, Aksi Beli Saat Turun Picu Reli Baru
Attention: Emas Bangkit Setelah Koreksi Tajam
Harga emas kembali mendekati rekor tertingginya setelah aksi beli besar-besaran muncul di saat harga turun. Setelah penurunan tajam pada akhir pekan, logam mulia itu kembali bergerak stabil di kisaran $4.365 per ons, hanya sedikit di bawah puncak yang dicapai sehari sebelumnya. Fenomena ini menandai bahwa investor global masih memiliki kepercayaan tinggi terhadap emas sebagai aset pelindung nilai di tengah ketidakpastian ekonomi yang belum sepenuhnya reda.
Meski tensi dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok mulai mereda, serta muncul harapan bahwa pemerintahan AS akan segera kembali beroperasi penuh, permintaan terhadap aset aman seperti emas tetap tinggi. Kondisi ini memperlihatkan bagaimana logam mulia terus menjadi pilihan utama bagi investor yang mencari stabilitas di tengah pasar yang rentan terhadap perubahan kebijakan dan fluktuasi ekonomi global.
Interest: Faktor Fundamental Dukung Kenaikan
Kenaikan harga emas kali ini tidak semata karena sentimen beli, tetapi juga didukung oleh faktor fundamental yang kuat. Salah satunya adalah penurunan imbal hasil obligasi pemerintah AS pada awal pekan. Turunnya yield ini terjadi karena melimpahnya pasokan minyak yang menekan kekhawatiran inflasi menjelang rilis data indeks harga konsumen (CPI) pada Jumat mendatang.
Sejak awal Oktober, banyak data ekonomi resmi tertunda akibat penutupan sebagian pemerintahan AS, membuat pasar lebih bergantung pada indikator alternatif seperti survei swasta dan data energi. Imbal hasil yang menurun umumnya memperkuat daya tarik emas, karena logam mulia tidak memberikan bunga sehingga menjadi lebih kompetitif dibanding aset pendapatan tetap.
Selain itu, situasi geopolitik dan perdagangan tetap menjadi perhatian utama pelaku pasar. Presiden Donald Trump dalam pernyataannya mengatakan bahwa Amerika Serikat akan “baik-baik saja” menjelang perundingan dengan Tiongkok, namun ia kembali menegaskan ancaman kenaikan tarif jika tidak ada kesepakatan sebelum awal November. Ancaman tersebut menimbulkan ketidakpastian baru yang membuat investor kembali menumpuk emas sebagai bentuk lindung nilai terhadap risiko pasar.
Sementara itu, penasihat ekonomi Gedung Putih Kevin Hassett memberikan sinyal positif dengan menyebut penutupan pemerintahan mungkin akan berakhir pekan ini. Jika benar terjadi, pasar keuangan bisa kembali menerima aliran data ekonomi resmi yang selama ini tertunda. Namun, hingga kepastian itu datang, investor memilih tetap berhati-hati dengan menambah porsi logam mulia dalam portofolio mereka.
Desire: Kinerja Kuat dan Daya Tarik yang Tak Pudar
Secara keseluruhan, performa emas sepanjang tahun ini masih menunjukkan tren yang sangat kuat. Sejak awal tahun, harga emas telah melonjak lebih dari 65%, mencatat sembilan pekan kenaikan beruntun, dan terus menjadi primadona di pasar komoditas. Dukungan besar datang dari pembelian agresif oleh bank-bank sentral dunia, yang terus menambah cadangan emas sebagai bagian dari strategi diversifikasi dan perlindungan nilai mata uang.
Tidak hanya emas, perak juga menunjukkan performa luar biasa dengan kenaikan lebih dari 80% secara tahunan. Dorongan datang dari faktor serupa, ditambah kondisi pasar fisik yang ketat di London, di mana pasokan perak industri semakin terbatas sementara permintaan untuk keperluan teknologi, energi surya, dan investasi terus meningkat.
Menjelang siang waktu Singapura, harga emas tercatat naik tipis, indeks dolar bergerak mendatar, sementara platinum dan paladium justru melemah, menunjukkan bahwa fokus investor saat ini benar-benar tertuju pada emas dan perak sebagai aset utama lindung nilai.
Dalam konteks jangka panjang, kombinasi dari penurunan imbal hasil obligasi, ketidakpastian politik global, dan kebijakan moneter longgar dari sejumlah bank sentral besar menciptakan lingkungan ideal bagi harga emas untuk terus bertahan di level tinggi. Dengan ekspektasi bahwa bank sentral mungkin menunda kenaikan suku bunga demi menjaga pertumbuhan, emas berpotensi melanjutkan reli-nya menuju rekor baru.
Action: Momentum Emas Belum Usai
Bagi investor, momentum emas saat ini masih sangat menarik. Aksi beli saat harga terkoreksi menunjukkan bahwa pelaku pasar memanfaatkan setiap peluang untuk masuk di level yang dianggap murah. Hal ini menandakan adanya keyakinan kuat bahwa harga emas masih memiliki ruang naik dalam jangka menengah hingga panjang.
Kondisi global yang belum stabil—baik dari sisi kebijakan perdagangan, geopolitik, maupun inflasi—menjadi alasan utama mengapa minat terhadap aset safe haven tidak akan cepat memudar. Selama ketidakpastian masih menjadi tema utama di pasar keuangan, emas akan tetap menjadi pilihan utama bagi investor institusi maupun individu yang mengutamakan keamanan modal.
Ke depan, arah harga emas akan sangat bergantung pada hasil perundingan dagang AS–Tiongkok, perkembangan data inflasi AS, serta keputusan kebijakan moneter The Federal Reserve. Namun, dengan tren kuat dan dukungan dari faktor fundamental, prospek emas masih solid untuk menembus rekor baru di atas $4.400 per ons dalam waktu dekat.
Poin Penting:
- Aksi beli saat turun mendorong emas mendekati rekor.
- Turunnya imbal hasil membantu daya tarik emas.
- Kabar dagang AS–Tiongkok serta isu tarif jadi katalis utama.
- Kinerja tahun ini tetap kuat, perak memimpin kenaikan.
Sumber: Newsmaker.id Coba demo Trading Gratis di Link berikut ini
No Comments