Blog

pt equityworld futures trillium surabaya

Harga Emas (XAU/USD) Tertekan oleh Penguatan Dolar AS, Namun Ketakutan Perang Dagang Membatasi Penurunan

05:57 12 February in Commodity, Gold, Market Review
0 Comments
0

Harga emas (XAU/USD) mengalami tekanan untuk hari kedua berturut-turut pada perdagangan Rabu, meskipun penurunan tersebut terbatas dan harga emas tetap stabil di bawah level psikologis $2.900 selama sesi Asia. Penguatan dolar AS (USD) menjadi faktor utama yang membebani logam mulia ini, dipicu oleh pernyataan agresif Ketua Federal Reserve (Fed) Jerome Powell pada hari Selasa. Namun, kekhawatiran terkait kebijakan perdagangan Presiden AS Donald Trump dan ketakutan akan eskalasi perang dagang global terus memberikan dukungan bagi emas sebagai aset safe haven.

Awareness: Dolar AS Menguat, Emas Tertekan

Pernyataan hawkish dari Jerome Powell pada hari Selasa menjadi katalis utama penguatan dolar AS. Dalam pidatonya di hadapan Komite Perbankan Senat, Powell menegaskan bahwa ekonomi AS secara keseluruhan tetap kuat, didukung oleh pasar tenaga kerja yang solid. Meskipun inflasi menunjukkan tanda-tanda mereda, angka tersebut masih di atas target 2% yang ditetapkan Fed. Pernyataan ini mengindikasikan bahwa Fed mungkin akan mempertahankan suku bunga tinggi dalam waktu yang lebih lama, yang pada gilirannya mendorong permintaan terhadap dolar AS.

Penguatan dolar AS memberikan tekanan pada harga emas, karena logam mulia ini dinilai dalam dolar AS. Ketika dolar menguat, emas menjadi lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya, sehingga mengurangi daya tariknya. Namun, penurunan harga emas tidak terlalu signifikan, karena ketakutan akan perang dagang global dan ketidakpastian ekonomi global tetap menjadi faktor pendukung.

Interest: Ketakutan Perang Dagang dan Data Inflasi AS

Selain penguatan dolar AS, kebijakan perdagangan Presiden Donald Trump juga menjadi fokus perhatian pasar. Trump baru-baru ini menandatangani perintah eksekutif untuk mengenakan tarif 25% pada impor baja dan aluminium ke AS. Ia juga mengisyaratkan kemungkinan tarif tambahan pada produk seperti mobil, farmasi, dan chip komputer. Kebijakan ini memicu kekhawatiran akan eskalasi perang dagang global, yang dapat berdampak negatif pada pertumbuhan ekonomi global.

Ketakutan akan perang dagang ini mendorong investor untuk mencari aset safe haven seperti emas. Meskipun dolar AS menguat, ketidakpastian yang ditimbulkan oleh kebijakan Trump membatasi penurunan harga emas. Selain itu, para pedagang tampaknya enggan untuk mengambil posisi agresif menjelang rilis data inflasi konsumen AS (CPI) yang akan dirilis pada hari Rabu.

Data inflasi AS ini dipandang sebagai katalis penting yang dapat memengaruhi ekspektasi pasar terkait kebijakan moneter Fed. Jika inflasi menunjukkan tanda-tanda kenaikan, hal ini dapat memperkuat argumen bagi Fed untuk mempertahankan suku bunga tinggi, yang akan mendukung dolar AS dan membebani emas. Sebaliknya, jika inflasi lebih rendah dari perkiraan, hal ini dapat meningkatkan harapan akan penurunan suku bunga di masa depan, yang akan melemahkan dolar AS dan mendukung harga emas.

Desire: Emas Tetap Menarik sebagai Safe Haven

Meskipun harga emas tertekan oleh penguatan dolar AS, logam mulia ini tetap menarik sebagai aset safe haven di tengah ketidakpastian global. Ketakutan akan perang dagang dan potensi dampak negatifnya terhadap pertumbuhan ekonomi global terus mendorong permintaan terhadap emas. Selain itu, ketegangan geopolitik dan ketidakpastian terkait kebijakan ekonomi AS juga memberikan dukungan tambahan bagi emas.

Investor juga mempertimbangkan faktor-faktor lain yang dapat memengaruhi harga emas, seperti kebijakan moneter bank sentral global dan kondisi pasar keuangan. Meskipun Fed mungkin mempertahankan suku bunga tinggi dalam waktu dekat, bank sentral lain seperti Bank Sentral Eropa (ECB) dan Bank of Japan (BOJ) tetap mempertahankan kebijakan moneter yang longgar, yang dapat mendukung harga emas.

Action: Menanti Data Inflasi AS dan Kebijakan Perdagangan Trump

Para pedagang dan investor kini menantikan rilis data inflasi konsumen AS untuk petunjuk lebih lanjut tentang arah kebijakan moneter Fed. Indeks Harga Konsumen (CPI) utama diperkirakan naik 2,9% year-on-year (YoY) pada bulan Januari, sementara CPI inti (tidak termasuk harga makanan dan energi) diperkirakan mencapai 3,1% YoY, sedikit lebih rendah dari 3,2% yang tercatat pada bulan sebelumnya. Data ini akan menjadi kunci dalam menentukan lintasan jangka pendek untuk dolar AS dan harga emas.

Selain itu, kebijakan perdagangan Trump juga akan terus menjadi fokus perhatian pasar. Jika tarif tambahan diberlakukan dan ketegangan perdagangan meningkat, hal ini dapat mendorong permintaan terhadap emas sebagai aset safe haven. Sebaliknya, jika ketegangan mereda dan kebijakan perdagangan AS tidak menimbulkan dampak signifikan, tekanan pada harga emas dapat meningkat.

Secara keseluruhan, harga emas diperkirakan akan tetap bergerak dalam kisaran terbatas dalam waktu dekat, dengan dolar AS dan ketakutan perang dagang menjadi dua faktor utama yang saling berlawanan. Investor disarankan untuk tetap waspada dan memantau perkembangan terkini terkait kebijakan moneter Fed dan kebijakan perdagangan AS untuk menentukan langkah selanjutnya dalam perdagangan emas.

No Comments

Post a Comment