Blog

pt equityworld futures trillium surabaya

Harga Emas Pulih Sedikit di Tengah Kebijakan Ketat Fed dan Tekanan Inflasi

02:39 13 February in Commodity, Gold, Market Review
0 Comments
0

Harga emas menunjukkan pemulihan kecil pada akhir sesi perdagangan Amerika Utara hari Rabu, meskipun tekanan inflasi yang meningkat dan sikap hawkish dari Federal Reserve (Fed) membatasi kenaikan lebih lanjut. Ketua Fed Jerome Powell menegaskan bahwa kebijakan moneter perlu tetap ketat untuk mengatasi inflasi yang masih tinggi, sementara ancaman tarif dari mantan Presiden AS Donald Trump menambah ketidakpastian pasar. Pada penutupan sesi, harga emas (XAU/USD) hampir tidak berubah, diperdagangkan di sekitar $2.897 per ons.

Awareness: Inflasi AS Melonjak, Fed Pertahankan Sikap Hawkish

Laporan terbaru dari Biro Statistik Tenaga Kerja AS (BLS) mengungkapkan bahwa inflasi tahunan (year-over-year) naik di atas 3% untuk pertama kalinya dalam enam bulan terakhir, melampaui perkiraan pasar sebesar 2,9%. Kenaikan ini menegaskan bahwa tekanan inflasi masih menjadi tantangan besar bagi Fed. Indeks Harga Konsumen (IHK) inti, yang mengecualikan barang-barang volatile seperti makanan dan energi, juga naik menjadi 3,3% dari sebelumnya 3,2%, lebih tinggi dari perkiraan 3,1%.

Ketua Fed Jerome Powell, dalam kesaksiannya di depan DPR AS, menekankan bahwa pekerjaan mengatasi inflasi “belum selesai.” Ia menegaskan bahwa Fed akan mempertahankan kebijakan moneter yang ketat untuk sementara waktu. Sikap ini didukung oleh pejabat Fed lainnya, termasuk Presiden Fed Atlanta Raphael Bostic, yang memperkirakan inflasi baru akan mencapai target 2% pada tahun 2026. Sementara itu, Presiden Fed Chicago Austan Goolsbee mencatat bahwa beberapa data inflasi terbaru, seperti laporan bulan Januari, menunjukkan bahwa perjuangan melawan inflasi masih jauh dari selesai.

Interest: Imbal Hasil Treasury Naik, Dolar AS Kehilangan Momentum

Kenaikan inflasi AS mendorong imbal hasil obligasi Treasury AS lebih tinggi, dengan imbal hasil 10-tahun naik 9,5 basis poin (bps) menjadi 4,635%. Imbal hasil riil AS, yang berkorelasi terbalik dengan harga emas, juga melonjak hampir 9 bps menjadi 2,157%. Kenaikan ini menjadi penghambat bagi kenaikan harga emas, karena aset yang tidak memberikan imbal hasil seperti emas menjadi kurang menarik dibandingkan obligasi yang menghasilkan bunga.

Meskipun demikian, Dolar AS (USD) kehilangan sebagian tenaganya setelah kenaikan awal pasca-rilis data IHK. Indeks Dolar AS (DXY) hampir tidak berubah di level 107,98, mencerminkan ketidakpastian pasar terkait dengan kebijakan Fed dan prospek ekonomi global.

Desire: Permintaan Emas dari Bank Sentral Meningkat

Di tengah ketidakpastian pasar dan tekanan inflasi, emas terus menarik minat sebagai aset safe-haven. World Gold Council (WGC) melaporkan bahwa bank sentral di seluruh dunia membeli lebih dari 1.000 ton emas untuk tahun ketiga berturut-turut pada tahun 2024. Pembelian ini meningkat lebih dari 54% year-on-year menjadi 333 ton setelah kemenangan elektoral Donald Trump, yang menambah ketegangan geopolitik dan ketidakpastian kebijakan perdagangan.

Permintaan yang kuat dari bank sentral ini membantu menopang harga emas meskipun tekanan dari imbal hasil AS yang tinggi dan sikap hawkish Fed. Selain itu, suku bunga berjangka dana federal pasar uang memperkirakan hanya 30 basis poin pemotongan suku bunga oleh Fed pada tahun 2025, lebih rendah dari perkiraan sebelumnya sebesar 40 bps. Hal ini menunjukkan bahwa pasar mulai menyesuaikan ekspektasi mereka terhadap kebijakan moneter Fed di tengah inflasi yang tetap tinggi.

Action: Prospek Harga Emas di Tengah Ketidakpastian

Meskipun harga emas berhasil menghentikan tren penurunan baru-baru ini, prospek jangka pendek tetap tertekan oleh imbal hasil AS yang tinggi dan sikap hawkish Fed. Namun, permintaan yang kuat dari bank sentral dan ketidakpastian geopolitik dapat memberikan dukungan lebih lanjut bagi harga emas.

Pedagang dan investor perlu memantau perkembangan lebih lanjut terkait dengan kebijakan Fed, data inflasi AS, dan dinamika geopolitik. Jika inflasi terus menunjukkan tanda-tanda peningkatan, Fed mungkin akan mempertahankan suku bunga tinggi lebih lama dari yang diharapkan, yang dapat membatasi kenaikan harga emas. Di sisi lain, eskalasi ketegangan geopolitik atau penurunan kepercayaan pasar terhadap mata uang fiat dapat mendorong permintaan emas lebih tinggi.

Secara keseluruhan, harga emas diperkirakan akan tetap volatile dalam beberapa bulan mendatang, dengan dukungan dari permintaan safe-haven dan tekanan dari kebijakan moneter ketat Fed. Investor disarankan untuk tetap waspada dan mempertimbangkan faktor-faktor ini dalam keputusan perdagangan mereka.

Dengan demikian, meskipun pemulihan kecil terlihat, perjalanan harga emas ke depan akan sangat dipengaruhi oleh dinamika inflasi, kebijakan Fed, dan kondisi geopolitik global.

No Comments

Post a Comment