Blog

pt equityworld futures trillium surabaya

Harga Emas Naik di Tengah Melemahnya Dolar AS: Dampak Perang Dagang dan Prospek Ekonomi

02:52 05 March in Commodity, Gold, Market Review
0 Comments
0

Harga emas mengalami kenaikan signifikan pada pekan ini, didorong oleh melemahnya Dolar AS (USD) di tengah eskalasi perang dagang antara Amerika Serikat (AS), Kanada, Meksiko, dan Tiongkok. Kenaikan tarif baru yang mulai berlaku pada hari Selasa telah menciptakan ketidakpastian di pasar global, mendorong investor beralih ke aset safe-haven seperti emas. Pada perdagangan terakhir, XAU/USD tercatat naik 0,62% ke level $2.918. Artikel ini akan menganalisis faktor-faktor di balik kenaikan harga emas, dampak perang dagang, dan prospek ekonomi AS yang memengaruhi sentimen pasar.

Attention: Kenaikan Harga Emas dan Melemahnya Dolar AS

Perang dagang yang semakin memanas antara AS dengan Kanada, Meksiko, dan Tiongkok telah menjadi katalis utama melemahnya Dolar AS. Tarif baru sebesar 25% untuk Kanada dan Meksiko, serta bea tambahan 10% untuk Tiongkok, mulai berlaku pada tengah malam hari Selasa. Kebijakan ini memicu kekhawatiran akan perlambatan ekonomi global, mendorong investor mencari perlindungan di aset aman seperti emas. Akibatnya, permintaan emas batangan meningkat, sementara nilai Dolar AS terus melemah.

Selain itu, data ekonomi AS yang terbaru juga memperkuat sentimen pesimis di pasar. Model PDB Atlanta Fed Now memproyeksikan pertumbuhan ekonomi AS pada kuartal pertama 2025 sebesar -2,8%, turun drastis dari perkiraan sebelumnya sebesar 1,6%. Hal ini menambah kekhawatiran akan resesi yang mungkin terjadi, mendorong investor untuk semakin menjauhi mata uang AS dan beralih ke emas.

Interest: Dampak Perang Dagang dan Data Ekonomi AS

Perang dagang yang semakin intensif telah menciptakan ketidakpastian di pasar global. Kebijakan tarif baru AS terhadap Kanada, Meksiko, dan Tiongkok tidak hanya memengaruhi hubungan perdagangan bilateral tetapi juga mengancam stabilitas ekonomi global. Tiongkok, sebagai salah satu mitra dagang terbesar AS, telah menyatakan akan membalas kebijakan tarif ini, yang dapat memperburuk ketegangan ekonomi.

Di sisi lain, data ekonomi AS yang terbaru juga menambah tekanan pada Dolar AS. Laporan ISM Februari dan PMI Manufaktur Global S&P menunjukkan kinerja yang beragam. Indeks ISM melambat mendekati ambang batas 50, yang menandakan perlambatan aktivitas manufaktur, sementara PMI Manufaktur Global S&P justru menunjukkan pertumbuhan yang kuat. Ketidakpastian ini menyebabkan imbal hasil obligasi Treasury AS merosot, karena investor mulai mempertimbangkan kemungkinan pemotongan suku bunga oleh Federal Reserve (Fed) di masa depan.

Desire: Emas sebagai Safe-Haven di Tengah Ketidakpastian

Dalam situasi ketidakpastian ekonomi dan geopolitik, emas selalu menjadi pilihan utama investor sebagai aset safe-haven. Kenaikan harga emas kali ini tidak hanya didorong oleh melemahnya Dolar AS tetapi juga oleh meningkatnya permintaan dari investor yang mencari perlindungan dari risiko pasar. Emas batangan, khususnya, menjadi favorit karena likuiditasnya yang tinggi dan nilai intrinsiknya yang stabil.

Selain itu, imbal hasil riil AS yang diukur dengan imbal hasil Sekuritas Terlindungi Inflasi (TIPS) Treasury AS 10 tahun juga naik enam basis poin (bps) menjadi 1,858%. Kenaikan ini menunjukkan bahwa investor semakin khawatir terhadap inflasi dan risiko penurunan ekonomi, yang semakin mendorong permintaan terhadap emas.

Action: Prospek Pasar dan Fokus Investor

Ke depan, fokus investor akan tertuju pada rilis data ekonomi AS yang akan datang, termasuk Indeks Manajemen Pasokan (ISM) Jasa, data Klaim Pengangguran Awal, dan laporan Nonfarm Payrolls Februari. Data-data ini akan memberikan gambaran lebih jelas tentang kondisi ekonomi AS dan potensi kebijakan Federal Reserve (Fed) ke depan.

Presiden Fed St. Louis, Alberto Musalem, menyatakan bahwa prospek ekonomi AS masih menunjukkan pertumbuhan yang solid, tetapi data terkini menimbulkan beberapa risiko penurunan. Pasar uang saat ini telah memperhitungkan kebijakan pelonggaran Fed sebesar 74 basis poin (bps), naik dari 70 bps minggu lalu. Hal ini menunjukkan bahwa investor semakin mempertimbangkan kemungkinan pemotongan suku bunga oleh Fed dalam upaya menstimulasi ekonomi.

Kesimpulan

Kenaikan harga emas di tengah melemahnya Dolar AS mencerminkan ketidakpastian pasar global yang dipicu oleh eskalasi perang dagang dan kekhawatiran akan resesi ekonomi AS. Investor semakin beralih ke emas sebagai aset safe-haven, mendorong permintaan dan harga emas batangan ke level tertinggi. Dengan fokus pada data ekonomi AS yang akan datang, pasar akan terus memantau perkembangan kebijakan Fed dan dampaknya terhadap nilai Dolar AS serta harga emas. Bagi investor, emas tetap menjadi pilihan strategis dalam menghadapi ketidakpastian ekonomi dan geopolitik.

No Comments

Post a Comment