
Emas Berhenti Reli Tiga Hari, Investor Rehat Sebelum Laporan Penggajian Nonpertanian AS
nvestor memilih membukukan keuntungan menjelang rilis laporan Penggajian Nonpertanian AS yang dinantikan. Kenaikan imbal hasil obligasi Treasury AS juga membuat logam mulia yang tidak memberikan imbal hasil menjadi kurang menarik. Pada saat penulisan, harga emas (XAU/USD) diperdagangkan di sekitar $2.918, hampir tidak berubah dari level sebelumnya.
Konsolidasi Emas di Atas $2.900
Logam kuning tersebut terkonsolidasi di atas level psikologis $2.900, didukung oleh ketidakpastian pasar global. Namun, kenaikan imbal hasil obligasi Treasury AS 10 tahun ke level tertinggi satu minggu sebelumnya membatasi kenaikan lebih lanjut. Meskipun imbal hasil tersebut sempat mencapai 4,286%, akhirnya turun kembali, mencerminkan sentimen pasar yang berubah-ubah.
Imbal hasil riil AS, yang diukur dengan imbal hasil Sekuritas Terlindungi Inflasi (TIPS) Treasury 10 tahun AS, tetap datar di 1,946%. Ini menjadi hambatan bagi harga emas, karena imbal hasil riil yang lebih tinggi cenderung mengurangi daya tarik aset yang tidak memberikan imbal hasil seperti emas.
Ketidakpastian Pasar Global
Ketidakpastian pasar keuangan global semakin meningkat, dipicu oleh kebijakan perdagangan kontroversial yang diusulkan oleh Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump. Tarif yang dikenakan pada sekutu dan musuh AS telah memicu pembalasan dari Kanada dan Tiongkok. Sementara itu, Meksiko mendapat penundaan tarif selama satu bulan hingga 2 April, setelah Trump dan Presiden Meksiko Claudia Sheinbaum membahas perbaikan dalam penanganan fentanil dan migrasi ilegal.
Kebijakan perdagangan yang tidak pasti ini menciptakan volatilitas di pasar keuangan, mendorong investor untuk mencari perlindungan di aset safe-haven seperti emas. Namun, kenaikan imbal hasil obligasi AS dan kekuatan dolar AS membatasi kenaikan harga emas.
Data Ekonomi AS yang Beragam
Data ekonomi AS yang dirilis pada Kamis menunjukkan gambaran yang beragam. Laporan PHK Challenger menunjukkan peningkatan tajam dalam pemutusan hubungan kerja (PHK), mencapai level tertinggi sejak dua resesi terakhir. PHK pada Februari melonjak dari 49,8 ribu menjadi 172 ribu, dengan pemerintah federal bertanggung jawab atas 62.242 PHK tersebut.
Di sisi lain, klaim pengangguran awal AS untuk minggu yang berakhir pada 1 Maret naik menjadi 221 ribu, tetapi tetap di bawah perkiraan 235 ribu dan lebih rendah dari 242 ribu minggu sebelumnya. Data ini meredakan kekhawatiran resesi yang sempat muncul setelah laporan PHK Challenger.
Model GDPNow Atlanta Fed juga memberikan sinyal positif, memproyeksikan pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) AS untuk kuartal pertama 2025 pada -2,4%, naik dari kontraksi -2,8% yang diperkirakan sebelumnya. Meskipun masih menunjukkan kontraksi, perbaikan ini memberikan sedikit harapan bagi pasar.
Prospek Kebijakan Moneter AS
Pedagang pasar uang telah memperkirakan pelonggaran kebijakan moneter sebesar 74 basis poin (bps) pada tahun 2025, naik dari 72 bps pada hari Rabu. Ini mencerminkan harapan bahwa Federal Reserve (Fed) mungkin akan memotong suku bunga di tengah tekanan ekonomi yang meningkat.
Jika Fed memutuskan untuk melonggarkan kebijakan moneternya, hal ini dapat memberikan dukungan bagi harga emas. Suku bunga yang lebih rendah cenderung melemahkan dolar AS dan mengurangi imbal hasil obligasi, membuat emas lebih menarik bagi investor.
Apa yang Harus Diperhatikan Selanjutnya?
Investor kini menantikan laporan Penggajian Nonpertanian AS yang akan dirilis pada Jumat (8 Maret 2024). Laporan ini diharapkan memberikan gambaran lebih jelas tentang kondisi pasar tenaga kerja AS, yang akan mempengaruhi keputusan kebijakan moneter Fed.
Selain itu, perkembangan terkait kebijakan perdagangan AS dan respons dari mitra dagangnya akan terus mempengaruhi sentimen pasar. Jika ketegangan perdagangan meningkat, emas mungkin akan kembali menjadi pilihan utama sebagai aset safe-haven.
Kesimpulan
Emas saat ini berada dalam fase konsolidasi, terbatas oleh kenaikan imbal hasil obligasi AS dan kekuatan dolar AS, tetapi didukung oleh ketidakpastian pasar global dan harapan pelonggaran kebijakan moneter. Investor disarankan untuk memantau laporan Penggajian Nonpertanian AS dan perkembangan kebijakan perdagangan AS untuk menentukan arah harga emas ke depan.
Dengan sentimen pasar yang berubah-ubah, emas tetap menjadi aset yang menarik bagi investor yang mencari perlindungan dari volatilitas pasar. Namun, kenaikan imbal hasil obligasi dan kekuatan dolar AS dapat terus membatasi kenaikan lebih lanjut dalam jangka pendek.
No Comments