
Harga Emas Turun Akibat Penguatan Greenback dan Pemulihan Imbal Hasil Obligasi AS
Harga emas mengalami penurunan pada hari Jumat (8 Maret 2024) setelah dolar AS (Greenback) memangkas sebagian kerugiannya dan imbal hasil obligasi Treasury AS pulih menyusul rilis laporan pasar kerja AS. Pada saat penulisan, harga emas (XAU/USD) diperdagangkan pada level $2.907, turun 0,11% dari sesi sebelumnya. Penurunan ini mencerminkan dinamika pasar yang dipengaruhi oleh faktor-faktor makroekonomi, kebijakan moneter Federal Reserve (Fed), dan ketegangan geopolitik yang mulai mereda.
Attention: Laporan Pasar Kerja AS dan Dampaknya pada Harga Emas
Biro Statistik Tenaga Kerja AS (BLS) merilis laporan Nonfarm Payrolls (NFP) untuk Februari 2024, yang menunjukkan penambahan 151 ribu pekerjaan baru. Angka ini lebih tinggi dari revisi data Januari sebesar 125 ribu, tetapi masih di bawah perkiraan pasar sebesar 160 ribu. Meskipun demikian, tingkat pengangguran naik tipis menjadi 4,1%, sedikit melampaui ekspektasi 4,0%. Data ini mengindikasikan adanya pelunakan di pasar tenaga kerja AS, yang memengaruhi sentimen investor terhadap aset safe-haven seperti emas.
Gubernur Federal Reserve Adriana Kugler menyatakan bahwa perekrutan tenaga kerja tetap berada di atas level impas, meskipun ketidakpastian ekonomi masih menjadi tantangan. Kugler menegaskan bahwa kebijakan moneter akan tetap stabil untuk sementara waktu dan menekankan bahwa upah bukanlah sumber tekanan inflasi utama. Pernyataan ini memperkuat pandangan bahwa Fed tidak akan terburu-buru menurunkan suku bunga dalam waktu dekat.
Interest: Kebijakan Moneter Fed dan Imbal Hasil Obligasi
Ketua Fed Jerome Powell baru-baru ini menegaskan kembali bahwa bank sentral AS tidak akan terburu-buru menurunkan suku bunga. Powell menyatakan bahwa mencapai target inflasi 2% akan menjadi tantangan, tetapi Fed tidak perlu bereaksi berlebihan terhadap satu atau dua laporan ekonomi. Ia menambahkan bahwa Fed berada dalam posisi yang kuat untuk mengelola kebijakan moneter secara hati-hati.
Imbal hasil obligasi Treasury AS 10 tahun naik tiga basis poin menjadi 4,318%, sementara imbal hasil riil AS, yang diukur dengan imbal hasil Sekuritas Terlindungi Inflasi (TIPS) Treasury 10 tahun, naik tipis menjadi 1,981%. Kenaikan imbal hasil ini menciptakan tekanan pada harga emas, karena imbal hasil riil yang lebih tinggi mengurangi daya tarik emas sebagai aset bebas bunga.
Desire: Faktor Geopolitik dan Pembelian Emas oleh Bank Sentral
Meredanya ketegangan geopolitik juga membatasi kenaikan harga emas. Ada kemajuan dalam pembicaraan gencatan senjata antara Ukraina dan Rusia, sementara di Timur Tengah, Presiden AS Joe Biden terus mendorong Hamas untuk membebaskan sandera. Kondisi ini mengurangi permintaan terhadap emas sebagai aset safe-haven.
Di sisi lain, permintaan emas dari bank sentral tetap kuat. Menurut World Gold Council (WGC), Bank Rakyat Tiongkok (PBoC) meningkatkan kepemilikan emasnya sebesar 10 ton dalam dua bulan pertama tahun 2024. Namun, pembeli terbesar adalah Bank Nasional Polandia (NBP), yang menambah cadangan emasnya sebesar 29 ton—pembelian terbesar sejak Juni 2019 ketika mereka membeli 95 ton. Aktivitas pembelian ini menunjukkan bahwa bank sentral tetap melihat emas sebagai aset strategis dalam diversifikasi cadangan devisa.
Action: Proyeksi Pasar dan Implikasi bagi Investor
Proyeksi pertumbuhan ekonomi AS juga memengaruhi sentimen pasar. Model GDPNow Atlanta Fed memproyeksikan pertumbuhan PDB kuartal pertama 2025 pada level -2,4%, meningkat dari perkiraan kontraksi -2,8% sebelumnya. Sementara itu, pedagang pasar uang memperkirakan pelonggaran kebijakan moneter sebesar 69 basis poin pada tahun 2025, turun dari perkiraan 80 basis poin sebelumnya. Hal ini menunjukkan bahwa pasar mulai menyesuaikan ekspektasi terhadap kebijakan Fed.
Bagi investor, penurunan harga emas saat ini bisa menjadi peluang untuk membeli di level yang lebih rendah, terutama jika ketegangan geopolitik kembali meningkat atau jika data ekonomi AS menunjukkan tanda-tanda pelemahan lebih lanjut. Namun, kenaikan imbal hasil obligasi AS dan penguatan Greenback tetap menjadi tantangan utama bagi kenaikan harga emas dalam jangka pendek.
Kesimpulan
Harga emas turun pada hari Jumat karena penguatan dolar AS dan pemulihan imbal hasil obligasi Treasury AS. Laporan pasar kerja yang menunjukkan pelunakan di pasar tenaga kerja dan sikap hati-hati Fed terhadap penurunan suku bunga turut memengaruhi sentimen pasar. Meskipun permintaan dari bank sentral tetap kuat, faktor-faktor seperti meredanya ketegangan geopolitik dan kenaikan imbal hasil riil AS membatasi kenaikan harga emas. Investor perlu memantau perkembangan kebijakan moneter Fed, data ekonomi AS, dan dinamika geopolitik untuk mengambil keputusan yang tepat dalam berinvestasi di emas.
No Comments