
Harga Emas Mendekati $3.000: Dampak Data Ekonomi AS dan Prospek ke Depan
Harga emas naik pada hari Senin, mendekati level psikologis $3.000 per ons untuk hari kedua berturut-turut, didorong oleh data ekonomi Amerika Serikat (AS) yang menunjukkan perlambatan pertumbuhan. XAU/USD diperdagangkan pada $2.999, meningkat lebih dari 0,40% di akhir sesi Amerika Utara. Kenaikan ini terjadi meskipun selera risiko membaik, yang tercermin dari kinerja positif pasar saham AS. Para pedagang tampaknya mengabaikan laporan Penjualan Ritel AS yang lemah untuk bulan Februari, serta penurunan tajam dalam Indeks Manufaktur Empire State Fed New York, yang memicu kekhawatiran akan resesi.
Apa yang Mendorong Kenaikan Harga Emas?
Kenaikan harga emas dipicu oleh beberapa faktor kunci. Pertama, data ekonomi AS yang lemah, termasuk penjualan ritel yang hanya tumbuh 0,2% bulan-ke-bulan (MoM) pada Februari, meleset dari perkiraan 0,6%. Meskipun ini menunjukkan perbaikan dari penurunan -1,2% di Januari, pertumbuhan yang lambat ini menambah kekhawatiran tentang kesehatan ekonomi AS.
Kedua, Indeks Manufaktur Empire State Fed New York anjlok dari 5,7 menjadi -20, menandakan kontraksi signifikan dalam aktivitas manufaktur. Selain itu, harga input manufaktur melonjak ke level tertinggi dalam lebih dari dua tahun, menambah tekanan inflasi. Meskipun data inflasi terbaru lebih rendah dari perkiraan, para ekonom memperingatkan bahwa tarif impor AS yang lebih tinggi dapat memicu kenaikan inflasi dalam beberapa bulan mendatang.
Ketiga, penurunan imbal hasil obligasi pemerintah AS dan melemahnya dolar AS turut mendukung kenaikan harga emas. Imbal hasil obligasi pemerintah AS 10 tahun turun satu basis poin menjadi 4,308%, sementara Indeks Dolar AS (DXY) melemah 0,35% menjadi 103,37. Emas, yang tidak menghasilkan bunga, cenderung lebih menarik ketika imbal hasil obligasi turun dan dolar AS melemah.
Implikasi Kebijakan Federal Reserve
Pasar uang berjangka kini memperkirakan Federal Reserve (Fed) akan melakukan pelonggaran kebijakan moneter sebesar 64 basis poin (bps) menjelang akhir tahun. Proyeksi ini didasarkan pada sinyal bahwa ekonomi AS mungkin menghadapi tantangan pertumbuhan yang lebih besar.
Acara utama yang dinantikan pekan ini adalah keputusan kebijakan moneter Fed pada hari Rabu, diikuti oleh konferensi pers Ketua Fed Jerome Powell dan rilis Ringkasan Proyeksi Ekonomi (SEP). Hasil dari pertemuan ini kemungkinan akan memberikan petunjuk lebih lanjut tentang arah kebijakan moneter AS, yang akan berdampak signifikan pada harga emas.
Prospek Harga Emas ke Depan
Meskipun imbal hasil riil AS, yang diukur dengan imbal hasil obligasi pemerintah AS 10 tahun yang dilindungi inflasi (TIPS), naik empat basis poin menjadi 2,00%, harga emas tetap tidak terpengaruh. Ini menunjukkan bahwa permintaan safe haven tetap kuat di tengah ketidakpastian ekonomi dan geopolitik.
UBS, salah satu bank investasi terkemuka dunia, memproyeksikan harga emas akan mencapai $3.200 per ons pada tahun 2025. Dalam laporannya, UBS menyatakan, “Dengan harga yang sekarang mencapai target lama kami sebesar $3.000/oz, pertanyaan utamanya adalah apakah reli akan berlanjut. Kami pikir demikian, selama risiko kebijakan dan konflik perdagangan yang meningkat terus memacu permintaan safe haven.”
Apa yang Harus Diperhatikan Investor?
Investor emas harus memantau beberapa faktor kunci dalam beberapa minggu mendatang. Pertama, keputusan kebijakan moneter Fed dan pandangan Jerome Powell tentang prospek ekonomi AS akan menjadi katalis penting. Kedua, data inflasi dan lapangan kerja AS akan memberikan gambaran lebih jelas tentang kekuatan ekonomi. Ketiga, ketegangan geopolitik dan perkembangan dalam konflik perdagangan global dapat meningkatkan permintaan safe haven, yang akan mendukung harga emas.
Kesimpulan
Harga emas terus menunjukkan kekuatan, mendekati level $3.000 per ons, didorong oleh data ekonomi AS yang lemah, penurunan imbal hasil obligasi, dan melemahnya dolar AS. Prospek ke depan tetap optimis, dengan proyeksi UBS yang menargetkan harga emas mencapai $3.200 pada tahun 2025. Bagi investor, emas tetap menjadi aset safe haven yang menarik di tengah ketidakpastian ekonomi dan geopolitik. Dengan memantau perkembangan kebijakan Fed dan data ekonomi AS, investor dapat memposisikan diri mereka untuk memanfaatkan peluang di pasar emas.
No Comments