
Harga Emas Turun di Tengah Ketidakpastian Kebijakan Fed dan Ketegangan Timur Tengah
Harga emas mengalami penurunan pada hari Kamis, dengan XAU/USD diperdagangkan pada level $3.042, turun lebih dari 0,19%. Penurunan ini terjadi karena investor mengambil jeda setelah keputusan kebijakan moneter terbaru dari Federal Reserve (Fed) dan meningkatnya ketegangan di Timur Tengah. Sentimen pasar yang berubah negatif, dipicu oleh pemulihan nilai dolar AS, turut menekan harga emas. Indeks Dolar AS (DXY), yang melacak kinerja dolar terhadap enam mata uang utama, naik 0,34% menjadi 103,80, menandakan penguatan Greenback.
Keputusan Fed dan Dampaknya pada Pasar Emas
Fed mempertahankan suku bunga acuan pada kisaran 4,25%-4,50% untuk pertemuan kedua berturut-turut. Meskipun keputusan ini diharapkan dapat mendukung harga emas, para pedagang gagal mendorong kenaikan lebih lanjut. Pejabat Fed juga menyatakan akan memperlambat laju pengetatan kuantitatif (QT), sambil mengakui bahwa pasar tenaga kerja tetap solid dan inflasi masih tinggi.
Dalam Ringkasan Proyeksi Ekonomi (SEP), Fed memproyeksikan dua kali pemotongan suku bunga pada tahun 2025. Mereka juga merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi ke bawah, dengan memperkirakan pertumbuhan PDB di bawah 2%. Inflasi, yang diukur melalui Indeks Harga PCE, dan tingkat pengangguran direvisi lebih tinggi, menandakan tantangan ekonomi yang berkelanjutan.
Ketua Fed Jerome Powell menyoroti ketidakpastian seputar prospek ekonomi dan menekankan bahwa kebijakan moneter saat ini berada dalam posisi yang baik untuk menghadapi risiko. Powell juga mengakui bahwa beberapa kebijakan perdagangan Presiden Donald Trump telah membebani pertumbuhan ekonomi dan mendorong kenaikan harga.
Ketegangan Timur Tengah dan Dampaknya
Di tengah ketidakpastian kebijakan moneter, ketegangan di Timur Tengah juga memengaruhi sentimen pasar. Serangan udara Israel di Gaza telah menewaskan sedikitnya 91 warga Palestina dan melukai puluhan lainnya, menurut laporan Reuters. Konflik ini menambah tekanan pada pasar global, meskipun dampaknya terhadap harga emas masih terbatas.
Faktor Ekonomi Lainnya
Imbal hasil obligasi T-note 10-tahun AS turun satu basis poin menjadi 4,183%, sementara imbal hasil riil AS, yang diukur melalui imbal hasil Sekuritas Terlindungi Inflasi (TIPS) Treasury AS 10 tahun, hampir datar di 1,904%. Imbal hasil riil yang stabil cenderung berkorelasi terbalik dengan harga emas, sehingga penurunan imbal hasil ini seharusnya mendukung kenaikan harga emas. Namun, penguatan dolar AS menjadi faktor penghambat utama.
Data ekonomi AS juga menunjukkan ketahanan pasar tenaga kerja. Klaim Pengangguran Awal untuk minggu yang berakhir pada 15 Maret naik sedikit dari 221 ribu menjadi 223 ribu, tetapi tetap di bawah perkiraan 224 ribu. Sementara itu, Indeks Manufaktur Fed Philadelphia turun dari 18,1 menjadi 12,5 pada bulan Februari, menandakan perlambatan aktivitas manufaktur.
Prospek Harga Emas ke Depan
Meskipun harga emas mengalami penurunan sementara, prospek jangka panjang tetap positif. Ketidakpastian kebijakan moneter Fed, ketegangan geopolitik, dan perlambatan pertumbuhan ekonomi global dapat mendorong investor kembali ke aset safe-haven seperti emas. Selain itu, proyeksi pemotongan suku bunga oleh Fed pada tahun 2025 dapat memberikan dukungan tambahan bagi harga emas.
Pasar uang telah memperkirakan pelonggaran kebijakan moneter sebesar 69,5 basis poin pada tahun 2025, yang dapat menekan imbal hasil Treasury AS dan melemahkan dolar. Jika proyeksi ini terwujud, emas kemungkinan akan melanjutkan reli-nya di tengah lingkungan suku bunga yang lebih rendah.
Kesimpulan
Penurunan harga emas pada hari Kamis mencerminkan sentimen pasar yang berubah negatif di tengah penguatan dolar AS dan ketidakpastian kebijakan moneter Fed. Namun, faktor-faktor seperti ketegangan geopolitik, proyeksi pemotongan suku bunga, dan perlambatan pertumbuhan ekonomi global dapat mendukung kenaikan harga emas dalam jangka panjang. Investor perlu memantau perkembangan kebijakan Fed, data ekonomi AS, dan situasi geopolitik untuk mengidentifikasi peluang di pasar emas.
Dengan imbal hasil riil yang stabil dan prospek pelonggaran moneter, emas tetap menjadi aset menarik bagi investor yang mencari perlindungan dari ketidakpastian pasar. Meskipun volatilitas jangka pendek mungkin terjadi, tren jangka panjang untuk emas tetap optimis.
No Comments