Blog

Harga Emas Turun, Investor Waspada Jelang Tenggat Tarif Dagang AS

02:00 07 July in Gold, Market Review
0 Comments
0

Attention Setelah mencatat kenaikan hampir 2% pekan lalu, harga emas kembali terkoreksi pada awal pekan ini. Emas batangan diperdagangkan mendekati \$3.325 per ons pada Senin pagi waktu Singapura, mencatat penurunan sebesar 0,4%. Penurunan ini terjadi di tengah meningkatnya kehati-hatian investor menjelang tenggat penting yang ditetapkan Presiden Amerika Serikat Donald Trump, yakni 9 Juli, terkait penerapan tarif perdagangan terhadap sejumlah negara.

Ketidakpastian yang membayangi pembicaraan dagang antara Amerika Serikat dengan beberapa mitra perdagangannya menjadi pemicu utama. Meskipun harga logam mulia terkoreksi tipis, investor tetap menjadikan emas sebagai instrumen lindung nilai terhadap risiko ekonomi dan geopolitik yang meningkat.

Interest Pernyataan dari pejabat tinggi pemerintahan AS menambah dimensi baru dalam dinamika pasar. Menteri Keuangan AS, Scott Bessent, mengatakan bahwa negara-negara yang belum mencapai kesepakatan dagang pada tenggat 9 Juli kemungkinan akan diberi waktu tambahan selama tiga minggu untuk menyelesaikan pembicaraan. Di sisi lain, Menteri Perdagangan Howard Lutnick menyebut bahwa tarif akan mulai diberlakukan secara selektif pada masing-masing negara mulai 1 Agustus.

Dua narasi ini—penundaan dan kepastian penerapan tarif—membuat pasar semakin gelisah. Investor cenderung mengadopsi sikap “wait and see”, dengan menahan aksi beli dalam skala besar sambil menantikan sinyal yang lebih jelas dari Gedung Putih. Dalam kondisi seperti ini, harga emas sering kali mengalami fluktuasi tajam karena sentimen pasar dapat berubah hanya dalam hitungan jam.

Sejak awal tahun 2025, harga emas telah naik lebih dari 25%, didorong oleh meningkatnya permintaan dari investor institusional, bank sentral, serta ketegangan geopolitik yang belum juga reda di sejumlah kawasan. Meskipun saat ini emas masih sekitar \$170 di bawah rekor tertingginya pada bulan April, potensi reli lanjutan tetap terbuka jika ketidakpastian global kembali mencuat.

Desire Apa yang membuat emas tetap menarik di tengah gejolak pasar? Jawabannya sederhana: emas adalah aset safe haven. Ketika pasar saham bergejolak, pertumbuhan global melambat, atau ketegangan geopolitik meningkat, investor mencari perlindungan. Dan emas—dengan nilai intrinsiknya yang kuat—sering kali menjadi jawaban.

Permintaan dari bank sentral di negara-negara berkembang juga menjadi faktor pendukung utama. Banyak negara terus menambah cadangan emasnya untuk mengurangi ketergantungan terhadap dolar AS. Tak hanya itu, dana investasi dan produk reksa dana berbasis logam mulia juga melaporkan arus masuk modal yang stabil, mencerminkan keyakinan jangka panjang terhadap kinerja emas.

Selain emas, logam mulia lain seperti perak, paladium, dan platinum juga menunjukkan pergerakan harga yang relatif stabil. Ini menunjukkan bahwa meskipun pasar sedang dalam fase koreksi, permintaan terhadap sektor logam mulia secara umum masih cukup kuat.

Sementara itu, pelemahan dolar AS juga menjadi faktor yang mendukung daya tarik emas. Melemahnya greenback membuat emas lebih murah bagi pembeli luar negeri, sehingga meningkatkan permintaan global. Kombinasi antara ketidakpastian kebijakan dagang, kekhawatiran resesi global, serta arah kebijakan moneter yang belum pasti menjadi dasar kuat mengapa logam mulia tetap menjadi primadona.

Action Bagi investor, penurunan harga emas hari ini bisa menjadi peluang strategis untuk melakukan akumulasi. Dengan prospek kebijakan tarif yang masih kabur dan sinyal pelemahan dolar yang berlanjut, emas memiliki ruang untuk menguat kembali dalam waktu dekat.

Namun, kehati-hatian tetap diperlukan. Memantau perkembangan terbaru dari Gedung Putih, pernyataan dari bank sentral utama dunia, dan tren makroekonomi global menjadi kunci untuk membuat keputusan investasi yang tepat.

Jika Anda adalah investor jangka panjang, logam mulia tetap layak untuk dimiliki sebagai bagian dari diversifikasi portofolio. Fluktuasi jangka pendek seperti saat ini sering kali membuka ruang beli sebelum harga kembali naik, terlebih menjelang potensi ketegangan baru pada Agustus mendatang.

Dengan pasar yang berada di persimpangan jalan antara kebijakan proteksionis dan peluang negosiasi dagang, emas tetap berada di tengah sorotan. Dan seperti sejarah selalu menunjukkan—ketika dunia tidak pasti, emas bersinar paling terang.
Sumber :Newsmaker.id

No Comments

Post a Comment