Blog

pt equityworld futures trillium surabaya

Emas Tertekan, Optimisme Dagang Naik

01:15 24 July in Commodity, Gold, Market Review
0 Comments
0

Attention: Harga Emas Melemah, Pasar Berbalik Arah

Harga emas terus melemah, mencatat penurunan signifikan setelah sebelumnya anjlok 1,3%. Pada perdagangan pagi hari waktu Singapura, emas spot berada di kisaran \$3.389,77 per ons, mendekati level terendah minggu ini. Ini menjadi sorotan tajam di pasar keuangan global karena selama beberapa bulan terakhir, logam mulia ini dianggap sebagai pilihan aman (safe haven) di tengah ketidakpastian geopolitik dan ekonomi dunia.

Namun, lonjakan optimisme pasar terhadap kemajuan kesepakatan dagang antara Amerika Serikat dan beberapa mitra dagangnya telah mengubah sentimen investor. Harga emas pun terkena imbasnya. Pelaku pasar yang sebelumnya mencari perlindungan kini mulai beralih ke aset berisiko lebih tinggi, memanfaatkan peluang dari membaiknya prospek perdagangan global.

Interest: Kesepakatan Dagang Dorong Optimisme Pasar

Katalis utama yang menekan harga emas adalah laporan bahwa Uni Eropa bersedia menerima tarif sebesar 15% untuk sebagian besar barang ekspor ke AS, mengikuti langkah Jepang yang sebelumnya menyetujui skema serupa. Jepang bahkan menjanjikan investasi langsung sebesar \$550 miliar, sebuah angka yang mencerminkan niat serius untuk menjaga hubungan perdagangan dengan Washington.

Kondisi ini membuat pasar global bereaksi positif. Optimisme yang meningkat menyebabkan penurunan permintaan emas sebagai aset lindung nilai. Di saat yang sama, imbal hasil obligasi AS (Treasury) mengalami kenaikan untuk pertama kalinya dalam enam hari terakhir, menjadi tekanan tambahan bagi harga emas yang tidak menghasilkan bunga.

Meskipun demikian, Presiden AS Donald Trump tetap menjaga tekanan, dengan menyatakan akan memberlakukan tarif 15% hingga 50% kepada negara-negara seperti Korea Selatan dan India jika kesepakatan tidak tercapai sebelum batas waktu 1 Agustus. Sinyal campuran ini membuat pasar tetap waspada, meski risiko tampak sedikit mereda.

Desire: Ketidakpastian Masih Mengintai, Emas Bisa Bangkit

Walau emas tengah tertekan, fundamental jangka menengah hingga panjang tetap mendukung harga logam mulia ini. Ketegangan dagang antara AS dan Tiongkok masih belum menemukan titik terang. Investor global kini menanti perkembangan terbaru dari meja perundingan, karena setiap kemunduran dapat kembali mendorong minat terhadap aset aman seperti emas.

Selain itu, faktor suku bunga turut menjadi penentu arah emas ke depan. Para pelaku pasar saat ini memperkirakan bahwa Federal Reserve akan mempertahankan suku bunga acuannya dalam pertemuan minggu depan. Namun, probabilitas pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin pada September mencapai 60%.

Suku bunga yang lebih rendah umumnya mendukung harga emas, karena menurunkan opportunity cost dalam menyimpan emas yang tidak memberikan bunga. Seiring dengan ketegangan geopolitik dan ketidakpastian ekonomi global yang masih membayangi, peluang kebangkitan emas tetap terbuka lebar.

Tak hanya itu, harga emas sepanjang tahun 2025 telah mencatat kenaikan sekitar 30%, didorong oleh keresahan pasar terhadap arah kebijakan ekonomi global. Fakta ini menjadi bukti bahwa meskipun ada koreksi dalam jangka pendek, tren naik tetap hidup di balik layar.

Action: Waktunya Menyusun Strategi Investasi yang Cermat

Dengan kondisi yang dinamis seperti sekarang, para investor perlu menyusun strategi investasi secara hati-hati. Untuk jangka pendek, emas mungkin mengalami tekanan karena sentimen pasar yang lebih optimis terhadap kesepakatan dagang dan naiknya imbal hasil obligasi. Namun, untuk jangka menengah dan panjang, risiko tetap tinggi, dan emas bisa kembali menjadi pilihan lindung nilai yang kuat.

Di sisi lain, logam mulia lainnya juga menunjukkan pergerakan yang bervariasi. Platinum mencatat kenaikan, sementara paladium justru turun. Menariknya, harga perak sempat menyentuh level tertinggi sejak 2011 pada hari Rabu sebelum melemah tipis. Permintaan industri terhadap perak tetap tinggi, terutama dalam sektor energi bersih seperti panel surya.

Faktor tambahan yang memengaruhi pasar logam mulia adalah kenaikan biaya pinjaman dan peningkatan kepemilikan Exchange-Traded Fund (ETF). Keduanya turut menyerap pasokan logam mulia dari pasar terbuka, memperkecil ketersediaan dan menciptakan dinamika baru dalam harga.

Bagi para pelaku pasar dan investor, saat ini bukan waktu untuk mengabaikan emas. Justru, koreksi harga bisa menjadi momen akumulasi yang strategis. Diversifikasi aset, pemantauan perkembangan geopolitik, dan analisis suku bunga menjadi kunci dalam mengelola portofolio investasi ke depan.

 

SUMBER NEWSMAKER.ID TRY DEMO TRADING CLICK THIS LINK

No Comments

Post a Comment