PT EQUITYWORLD FUTURES CIREBON – Penutupan Pemerintah AS dan Krisis Prancis Dorong Emas Dekati $4.000
Attention – Gejolak Global Membakar Kenaikan Emas
Emas kembali menjadi pusat perhatian dunia. Logam mulia ini melonjak tajam dan nyaris menembus level psikologis $4.000 per ons, mencatatkan rekor tertinggi baru sepanjang masa. Lonjakan ini bukan sekadar angka, melainkan refleksi dari meningkatnya ketidakpastian global—mulai dari penutupan pemerintah Amerika Serikat (AS) hingga krisis politik di Prancis yang mengguncang pasar Eropa.
Pada awal pekan ini, harga emas batangan naik 1,9% menjadi $3.961,44 per ons, didorong oleh meningkatnya permintaan aset aman. Penutupan pemerintahan AS yang telah memasuki minggu kedua membuat pelaku pasar kehilangan akses terhadap data ekonomi penting seperti payroll dan inflasi, yang biasanya menjadi panduan bagi Federal Reserve (The Fed) dalam mengambil keputusan kebijakan moneter. Tanpa data itu, pasar menjadi buta arah—dan emas kembali mengambil peran sebagai jangkar stabilitas di tengah badai ketidakpastian.
Di sisi lain, drama politik di Prancis menambah bara di pasar. Pengunduran diri Perdana Menteri Sebastien Lecornu setelah gagal mencapai konsensus anggaran dengan partai-partai oposisi menimbulkan kekhawatiran baru soal defisit fiskal terbesar di kawasan euro. Ketika fondasi fiskal rapuh dan kepercayaan investor terhadap stabilitas pemerintahan goyah, emas menjadi satu-satunya tempat berlindung yang dianggap aman.
Interest – Krisis Bertubi-Tubi Picu Arus Dana ke Aset Aman
Gelombang ketidakpastian tidak berhenti di Eropa. Di Asia, pasar keuangan turut terguncang oleh kabar hampir pastinya Sanae Takaichi terpilih sebagai perdana menteri Jepang berikutnya. Perubahan kepemimpinan di negeri ekonomi terbesar ketiga dunia itu menimbulkan kekhawatiran baru tentang arah kebijakan fiskal dan moneter Tokyo, yang selama ini dikenal sangat longgar.
“Pergolakan politik di Prancis dan Jepang menambah kekhawatiran fiskal dan berkontribusi pada reli emas,” jelas Nicky Shiels, Kepala Riset dan Strategi Logam di MKS PAMP SA. Menurutnya, kombinasi arus masuk investor ritel—terutama dari Eropa dan Jepang—serta pembelian institusional besar-besaran telah menjadi pendorong utama lonjakan harga emas kali ini.
Faktor lain yang memperkuat reli ini adalah kebijakan moneter AS. Para pedagang memperkirakan The Fed akan memangkas suku bunga seperempat poin bulan ini. Langkah tersebut akan menurunkan imbal hasil dolar dan membuat emas—yang tidak memberikan bunga—menjadi lebih menarik. Dalam situasi di mana uang tunai tergerus inflasi dan obligasi kehilangan daya tariknya, emas menjadi pilihan rasional untuk menjaga nilai kekayaan.
Tak hanya investor individu yang berpaling ke emas. Bank sentral dan dana ETF berbasis emas juga menunjukkan aktivitas beli yang tinggi. Permintaan resmi dari lembaga keuangan besar ini memperkuat keyakinan bahwa tren kenaikan emas bukan sekadar spekulasi jangka pendek, melainkan cerminan pergeseran strategi investasi global menuju aset berwujud dan tahan krisis.
Desire – Emas Jadi Simbol Perlindungan dan Peluang Besar
Presiden Donald Trump, yang kembali menjadi figur dominan dalam politik dan ekonomi AS, turut menambah bahan bakar pada reli ini. Langkah agresifnya untuk merombak tatanan perdagangan global dan memperketat kebijakan luar negeri menciptakan lingkungan geopolitik yang penuh risiko. Dalam catatan beberapa analis, skenario yang disiapkan pemerintahan Trump dapat mendorong emas melonjak hingga 50% tahun ini, sebuah potensi kenaikan yang belum pernah terlihat sejak dekade 1970-an.
Ketika dunia memasuki babak baru ketegangan ekonomi dan politik, emas tampil bukan hanya sebagai “safe haven”, tetapi juga aset dengan prospek pertumbuhan menggiurkan. Para investor besar mulai memanfaatkan momentum ini dengan menambah porsi logam mulia dalam portofolio mereka.
Data terbaru menunjukkan, harga emas spot naik 0,1% menjadi $3.961,02 per ons pada pukul 08.58 waktu Singapura. Dengan posisi ini, emas berada di jalur menuju kenaikan tahunan terbesar sejak 1979—tahun yang legendaris dalam sejarah pasar komoditas. Sementara itu, Indeks Spot Dolar Bloomberg stabil, menandakan bahwa kenaikan emas kali ini bukan sekadar efek pelemahan dolar, melainkan hasil nyata dari permintaan global terhadap perlindungan nilai.
Situasi ini memperlihatkan bagaimana ketidakpastian justru menciptakan peluang. Di tengah runtuhnya keyakinan terhadap stabilitas fiskal negara-negara besar dan kebingungan arah kebijakan moneter, emas kembali membuktikan statusnya sebagai “mata uang terakhir” dunia—yang nilainya bertahan bahkan saat sistem ekonomi modern goyah.
Action – Saatnya Bertindak Sebelum Emas Menembus $4.000
Dengan harga yang kini tinggal selangkah lagi dari $4.000 per ons, para investor dihadapkan pada pilihan penting: menunggu atau bertindak sekarang.
Jika tren politik dan ekonomi global tidak menunjukkan perbaikan signifikan—dan tanda-tanda itu belum terlihat—maka peluang emas menembus dan bahkan melampaui $4.000 semakin besar. Penutupan pemerintah AS yang berlarut, gejolak fiskal Eropa, serta ketidakpastian kepemimpinan di Asia menciptakan kombinasi sempurna bagi reli emas berkelanjutan.
Bagi investor yang ingin melindungi kekayaan dari risiko inflasi, krisis politik, atau pelemahan dolar, ini saat yang tepat untuk mulai menambah eksposur terhadap emas—baik dalam bentuk fisik, ETF, maupun kontrak berjangka.
Emas bukan sekadar logam mulia; ia adalah simbol kepercayaan, ketahanan, dan keamanan. Di dunia yang penuh gejolak, hanya sedikit aset yang mampu mempertahankan nilai seperti emas. Dan ketika pasar sedang menunjukkan arah yang jelas menuju level psikologis baru, menunda berarti kehilangan peluang.
Kesimpulan: Penutupan pemerintah AS dan krisis politik di Prancis telah menyalakan kembali minat global terhadap emas. Dengan harga yang nyaris menyentuh $4.000 per ons, logam mulia ini bukan hanya cerminan ketakutan pasar, melainkan juga tanda bahwa investor di seluruh dunia tengah mencari perlindungan sejati di tengah ketidakpastian.
Sumber Newsmaker.id, Coba demo trading gratis di Link berikut ini
No Comments