Blog

pt equityworld futures trillium surabaya

PT EQUITYWORLD FUTURES CIREBON – Harga Emas Kembali Menguat, Prospek Positif hingga 2026 Dorong Optimisme Investor

03:09 14 October in Gold, Market Review
0 Comments
0

A – Attention (Menarik Perhatian)

Harga emas kembali bersinar di pasar Asia pada Selasa pagi, mempertegas dominasinya sebagai aset safe haven utama di tengah ketidakpastian global. Logam mulia ini naik 0,5% ke level $4.131,72 per ons, bahkan sempat mencetak rekor intraday di $4.132,04 per ons — sebuah pencapaian yang menegaskan momentum bullish jangka menengah yang belum menunjukkan tanda-tanda melemah.

Kenaikan ini terjadi di tengah meningkatnya kekhawatiran terhadap kebijakan ekonomi global yang masih penuh tanda tanya. Para investor mulai mengalihkan portofolio mereka ke aset yang lebih aman, sementara volatilitas di pasar saham dan mata uang terus meningkat. Emas, dengan sejarah panjangnya sebagai pelindung nilai terhadap inflasi dan ketidakpastian kebijakan, kembali menjadi pilihan utama.

Momentum penguatan emas tidak datang tiba-tiba. Ia merupakan hasil dari kombinasi faktor fundamental yang semakin kuat — mulai dari defisit fiskal AS yang melebarutang pemerintah yang terus menumpuk, hingga ekspektasi pemangkasan suku bunga oleh The Fed. Semua faktor ini menciptakan lingkungan yang sangat kondusif bagi harga emas untuk terus menanjak.


I – Interest (Menumbuhkan Ketertarikan)

Dalam laporan terbarunya, BofA Global Research menambah optimisme pasar dengan proyeksi yang sangat bullish. Tim riset bank tersebut memperkirakan bahwa harga emas masih berpotensi melanjutkan reli hingga tahun 2026, dengan target ambisius di $5.000 per ons. Tidak hanya itu, harga perak juga diproyeksikan akan naik hingga $65 per ons dalam periode yang sama.

Laporan tersebut menyebutkan bahwa kebijakan ekonomi AS yang tidak konvensional akan menjadi katalis utama. Dengan suku bunga riil yang rendah dan tingkat utang yang terus meningkat, emas mendapat dukungan kuat untuk mempertahankan tren positifnya. “Kami melihat reli emas ini bukan hanya reaksi sesaat terhadap gejolak ekonomi, tetapi bagian dari pergeseran struktural dalam cara investor menilai risiko dan nilai,” tulis tim riset BofA.

Secara teknikal, harga emas juga memperlihatkan tren penguatan yang konsisten. Level $4.100 kini menjadi area support psikologis baru, menggantikan level $4.000 yang sebelumnya dianggap sebagai batas atas. Breakout di atas area tersebut membuka ruang bagi potensi kenaikan lebih lanjut menuju $4.200 dalam waktu dekat.

Selain faktor teknikal dan fundamental, sentimen investor global juga memainkan peran penting. Ketegangan geopolitik yang meningkat di Timur Tengah dan perlambatan ekonomi Tiongkok turut menambah daya tarik emas. Dalam kondisi seperti ini, investor cenderung menempatkan dana mereka pada aset dengan volatilitas rendah dan nilai intrinsik tinggi.


D – Desire (Membangun Keinginan)

Prospek emas kini tampak lebih menarik dibandingkan banyak aset lain. Ketika pasar saham mengalami fluktuasi ekstrem dan mata uang fiat tertekan oleh kebijakan pelonggaran moneter, emas tampil sebagai simbol stabilitas dan kepercayaan.

Banyak manajer investasi global kini mulai meningkatkan eksposur terhadap logam mulia dalam portofolio mereka. Emas tidak hanya dilihat sebagai aset lindung nilai terhadap inflasi, tetapi juga sebagai alat diversifikasi yang efektif di tengah meningkatnya risiko sistemik.

Analis menilai bahwa defisit fiskal yang terus melebar di AS akan menjadi pendorong jangka panjang bagi harga emas. Pemerintah yang terus memperluas belanja tanpa peningkatan pendapatan pajak yang seimbang akan memperlemah nilai dolar. Ketika dolar melemah, emas yang dihargakan dalam dolar otomatis menjadi lebih menarik bagi pembeli global.

Selain itu, ekspektasi bahwa The Fed akan memangkas suku bunga pada paruh pertama 2026 semakin memperkuat prospek logam mulia ini. Penurunan suku bunga akan menurunkan imbal hasil obligasi, membuat emas — yang tidak memberikan bunga — menjadi lebih kompetitif sebagai penyimpan nilai.

Tidak hanya investor institusi, masyarakat umum juga mulai kembali melirik emas fisik dan produk turunannya seperti ETF berbasis emas. Permintaan ritel yang meningkat dari pasar Asia, khususnya Tiongkok dan India, turut memperkuat permintaan global yang sudah tinggi.


A – Action (Mengajak Bertindak)

Dengan kombinasi antara kekuatan fundamental, dukungan teknikal, dan sentimen positif, arah jangka menengah harga emas tampak semakin jelas: naik. Bagi investor, momen seperti ini bisa menjadi peluang emas—secara harfiah dan figuratif.

Namun, seperti halnya investasi lainnya, perencanaan yang matang tetap dibutuhkan. Mengingat volatilitas jangka pendek masih mungkin terjadi, strategi akumulasi bertahap (buy on dips) bisa menjadi pilihan rasional bagi mereka yang ingin memanfaatkan tren kenaikan tanpa menghadapi risiko besar.

Selain itu, investor juga disarankan untuk memperhatikan perkembangan kebijakan fiskal dan moneter AS. Setiap pernyataan dari The Fed atau data ekonomi utama — seperti inflasi dan pengangguran — dapat menjadi pemicu volatilitas baru di pasar emas.

Dengan rekor harga baru di $4.131,72 per ons dan proyeksi ambisius hingga $5.000, emas saat ini bukan hanya sekadar komoditas, melainkan simbol kepercayaan terhadap nilai yang abadi di tengah dunia yang terus berubah.

Dalam kondisi ekonomi global yang penuh ketidakpastian, satu hal tetap pasti: emas selalu menemukan jalannya untuk bersinar.


Ringkasan 5 Poin Utama:

  • Emas naik 0,5% ke $4.131,72 per ons, mencetak rekor tertinggi baru.
  • BofA memperkirakan harga emas bisa tembus $5.000 per ons pada 2026.
  • Kebijakan ekonomi AS yang tidak konvensional menjadi faktor pendukung utama.
  • Pendorong utama: defisit fiskal, utang meningkat, dan potensi pemangkasan suku bunga.
  • Prospek jangka menengah tetap positif di tengah ketidakpastian global.

Sumber Newsmaker.id, coba demo trading Gratis di Link Berikut ini

No Comments

Post a Comment