Blog

PT EQUITYWORLD FUTURES CIREBON – Emas Pulih Tipis Jelang Rilis CPI AS, Pasar Menanti Arah Baru di Tengah Gejolak Global

00:58 24 October in Gold, Market Review
0 Comments
0

Attention – Kilau Emas Kembali Muncul Setelah Dua Hari Kelam

Setelah dua hari beruntun berada di bawah tekanan, emas akhirnya menunjukkan sinyal pemulihan pada Kamis (23/10). Logam mulia itu sempat mencatat kenaikan tipis sebesar 0,2%, menyentuh level intraday high di $4.154 per ons sebelum terkoreksi dan stabil di sekitar $4.108. Meskipun kenaikan ini tampak terbatas, langkah emas keluar dari dua candle bearish sebelumnya menjadi pertanda bahwa investor masih melihat nilai intrinsik logam mulia ini di tengah dinamika pasar global yang fluktuatif.

Pemicu utama rebound tipis ini adalah aksi ambil untung menjelang rilis data inflasi konsumen Amerika Serikat (CPI) untuk bulan September, serta nada yang lebih tenang dari Presiden Donald Trump terhadap Tiongkok setelah beberapa pekan ketegangan diplomatik. Pasar merespons kombinasi dua faktor ini dengan hati-hati, karena investor ingin menilai apakah momentum koreksi harga emas akan berlanjut atau justru berbalik menguat kembali menjelang akhir pekan.


Interest – Ketidakpastian Geopolitik Masih Jadi Bayangan Besar

Meski sentimen tampak membaik, kenaikan emas sejauh ini belum mampu menembus kuat di atas area $4.100—batas psikologis penting bagi pelaku pasar. Investor masih dibayangi oleh risiko geopolitik yang terus bergeser dari satu sisi dunia ke sisi lainnya.

Dari Washington, Presiden Trump kembali mengguncang panggung internasional dengan mengumumkan sanksi baru terhadap Rusia, kali ini menargetkan dua raksasa energi: Lukoil dan Rosneft. Langkah ini memperpanjang ketegangan ekonomi global, sekaligus menambah ketidakpastian pasokan energi dunia. Di sisi lain, Gedung Putih juga dikabarkan sedang menyiapkan pembatasan akses Tiongkok terhadap perangkat lunak buatan perusahaan AS, sebagai balasan atas langkah Beijing yang memperketat ekspor logam tanah jarang—komponen vital dalam industri teknologi tinggi—dan menaikkan biaya pelabuhan bagi kapal berbendera Amerika.

Kombinasi langkah ini memperlihatkan bagaimana geopolitik tetap menjadi faktor dominan yang memengaruhi arah pasar emas. Setiap pernyataan dari Washington atau Beijing kini seolah mampu menggerakkan harga logam mulia hanya dalam hitungan jam. Para pelaku pasar tahu betul: di tengah ketegangan global seperti ini, emas masih menjadi instrumen lindung nilai utama (safe haven).


Desire – Emas Masih Jadi Pilihan Aset Aman di Tengah Ketidakpastian

Meskipun pada Selasa lalu emas sempat mencatat penurunan harian terdalam dalam lima tahun terakhir, performa sepanjang tahun ini tetap luar biasa. Sejauh 2025 berjalan, harga emas masih mencatat kenaikan lebih dari 57% secara year-to-date (YTD). Angka ini menegaskan bahwa di balik volatilitas jangka pendek, tren besar emas masih condong ke arah positif.

Banyak analis melihat bahwa minat terhadap emas tidak akan mereda dalam waktu dekat. Ada beberapa alasan kuat di balik optimisme tersebut:

  1. Inflasi dan kebijakan moneter AS. Fokus investor kini tertuju pada rilis data CPI AS untuk September, yang akan menjadi kunci arah kebijakan Federal Reserve selanjutnya. Konsensus pasar memperkirakan inflasi headline sebesar 3,1% YoY dan core CPI juga 3,1% YoY. Jika hasil aktual melebihi ekspektasi, pasar bisa menilai bahwa tekanan harga masih tinggi—memicu kekhawatiran bahwa The Fed mungkin menunda pemangkasan suku bunga. Dalam kondisi seperti itu, dolar AS cenderung menguat, dan emas bisa tertahan di sisi bawah. Sebaliknya, jika data CPI lebih lemah dari perkiraan, harga emas berpotensi kembali menanjak tajam karena ekspektasi pelonggaran moneter akan meningkat.
  2. Dolar dan imbal hasil obligasi. Arah dolar AS dan yield Treasury sangat memengaruhi harga emas. Saat yield menurun, biaya peluang memegang emas tanpa imbal hasil menjadi lebih rendah, sehingga permintaan meningkat. Dengan ketidakpastian ekonomi global dan potensi penurunan suku bunga pada 2026, tren jangka panjang emas tetap konstruktif.
  3. Faktor teknikal dan psikologis pasar. Secara teknikal, support penting berada di sekitar $4.000, sementara resistance kuat di $4.154. Area ini menjadi “ medan pertempuran” antara pembeli dan penjual. Jika emas mampu menembus dan bertahan di atas resistance tersebut, momentum bullish dapat kembali menguat dengan cepat. Sebaliknya, penembusan di bawah $4.000 bisa membuka peluang koreksi lebih dalam.

Action – Menanti CPI, Menyiapkan Strategi untuk Peluang Berikutnya

Dengan banyaknya katalis yang menunggu di depan mata, investor dan trader disarankan untuk tetap waspada namun fleksibel. Rilis CPI pada Jumat akan menjadi penentu arah berikutnya bagi emas—apakah harga akan melanjutkan pemulihan atau kembali tertekan oleh penguatan dolar dan yield.

Bagi investor jangka panjang, volatilitas jangka pendek seperti ini sering kali menghadirkan peluang menarik untuk akumulasi di level bawah. Emas, dengan rekam jejaknya sebagai aset pelindung nilai terhadap inflasi dan ketidakstabilan global, masih memegang daya tarik kuat dalam portofolio diversifikasi.

Dalam jangka pendek, trader teknikal akan terus memantau apakah harga mampu menembus resistance intraday $4.154 atau justru kembali menguji support $4.000. Pergerakan di antara dua level ini kemungkinan akan menentukan arah pergerakan emas menjelang akhir bulan.


Kesimpulan: Pemulihan tipis emas pada Kamis bukan sekadar koreksi teknikal, melainkan cerminan dari tarik-menarik antara optimisme dan kehati-hatian pasar. Dengan geopolitik yang masih bergejolak dan inflasi AS menjadi fokus utama, logam mulia ini tetap berada di pusat perhatian investor global. Di tengah ketidakpastian yang terus berubah, satu hal tetap pasti: kilau emas belum padam—ia hanya menunggu momentum berikutnya untuk kembali bersinar.

Sumber Newsmaker.id, Coba demo Trading Emas Gratis di Website Berikut ini

No Comments

Post a Comment