Blog

pt equityworld futures trillium surabaya

PT EQUITYWORLD FUTURES CIREBON – Emas Dekat $4.000: Aman atau Bahaya?

01:45 28 October in Gold, Market Review
0 Comments
0

Attention – Emas di Titik Kritis: Bertahan atau Terperosok Lebih Dalam?

Harga emas dunia masih berputar di sekitar level psikologis $4.000 per ons, setelah sebelumnya anjlok lebih dari 3% dari puncaknya. Padahal, seminggu lalu logam mulia ini baru saja mencetak rekor di atas $4.380 per ons, memicu euforia di kalangan investor global. Kini, suasana pasar berubah: para pelaku keuangan bertanya-tanya, apakah emas masih menjadi aset aman, atau justru sudah memasuki fase berbahaya?

Tekanan jual muncul seiring membaiknya hubungan dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok. Negosiator dari kedua negara dilaporkan telah mencapai kesepakatan di beberapa isu besar, termasuk tarif dan kontrol ekspor. Berkurangnya ketegangan geopolitik membuat sentimen “safe haven” emas meredup, karena investor mulai beralih ke aset berisiko seperti saham dan obligasi. Ketika dunia tampak sedikit lebih tenang, logam kuning yang dulu jadi tempat berlindung kini justru kehilangan daya tarik.


Interest – Faktor Tekanan dari Dalam dan Luar Pasar

Di sisi lain, imbal hasil obligasi pemerintah AS naik, mencerminkan keyakinan bahwa ekonomi masih cukup kuat meski The Federal Reserve (The Fed) melonggarkan kebijakan suku bunga. Imbal hasil yang lebih tinggi membuat emas kalah menarik, sebab emas tidak memberikan bunga atau dividen. Investor rasional pun mulai menimbang ulang: apakah masuk akal menahan posisi besar di aset yang stagnan, ketika instrumen lain memberi imbal hasil nyata?

Namun, jangan salah — kenaikan harga emas selama setahun terakhir mencapai lebih dari 50%. Lonjakan ini ditopang oleh pembelian agresif bank-bank sentral, kekhawatiran atas melemahnya nilai mata uang, serta utang pemerintah global yang menumpuk. Emas menjadi simbol perlindungan terhadap inflasi dan ketidakpastian moneter. Tapi kini, banyak analis menilai kenaikan tersebut sudah terlalu cepat dan terlalu tinggi.

Menurut laporan Citi Research, posisi beli (long position) di kontrak emas sudah mencapai titik jenuh. Banyak spekulan besar yang menggunakan leverage tinggi untuk mengejar keuntungan saat harga naik. Jika sebagian besar dari mereka memutuskan untuk mengunci profit secara bersamaan, harga emas bisa jatuh tajam dalam waktu singkat. Citi bahkan memproyeksikan harga emas dapat terkoreksi hingga ke $3.800 per ons dalam tiga bulan ke depan, terutama jika sentimen “panik global” semakin reda.


Desire – Masih Ada Alasan untuk Percaya Emas

Meski tekanan koreksi makin besar, bukan berarti emas kehilangan pesonanya. Faktor fundamental jangka panjang masih mendukung, terutama jika dilihat dari arah kebijakan moneter global. Pasar memperkirakan The Fed akan memangkas suku bunga lagi sebesar 25 basis poin pada pertemuan yang selesai Rabu ini. Itu akan menjadi pemangkasan kedua berturut-turut, menandakan The Fed tetap berhati-hati terhadap ancaman perlambatan ekonomi.

Kebijakan suku bunga rendah — bahkan mendekati nol — membuat biaya peluang memegang emas menjadi lebih kecil. Selain itu, pelemahan dolar AS dalam jangka panjang dan potensi defisit fiskal yang terus membengkak memberi alasan bagi investor untuk tetap menyimpan sebagian portofolio dalam bentuk logam mulia.

Ada pula faktor pergantian kepemimpinan di The Fed yang menjadi sorotan. Sejumlah nama calon pengganti Ketua Jerome Powell mulai bermunculan, dan masing-masing memiliki pandangan berbeda tentang arah kebijakan moneter. Ketidakpastian di level kebijakan tertinggi ini justru bisa menciptakan gelombang baru minat terhadap aset lindung nilai seperti emas.

Jadi, meskipun momentum emas terlihat melemah dalam jangka pendek, banyak analis menyarankan investor tidak sepenuhnya keluar dari pasar emas. Strateginya lebih ke penyesuaian posisi — bukan kapitulasi total. Bagi investor jangka panjang, setiap koreksi besar justru bisa menjadi peluang akumulasi di harga yang lebih rendah.


Action – Bijak Menentukan Arah: Lindung Nilai atau Spekulasi?

Kini pertanyaannya bukan lagi apakah emas akan terkoreksi, tetapi seberapa dalam koreksi itu bisa terjadi — dan bagaimana investor harus menyikapinya. Dengan harga emas mendekati $4.000 per ons, pasar sedang berada di persimpangan penting.

Bagi trader jangka pendek, waspadai risiko volatilitas tinggi. Stop-loss ketat dan manajemen risiko disiplin menjadi kunci. Pergerakan $100–$150 per hari kini bukan hal yang aneh, dan posisi berlebihan bisa berujung fatal.

Bagi investor jangka menengah hingga panjang, penting untuk memahami konteks makroekonomi. Selama bank sentral global tetap cenderung longgar dan tekanan inflasi belum sepenuhnya hilang, emas masih punya tempat dalam portofolio. Tapi porsinya perlu disesuaikan — tidak lebih dari 10–15% dari total aset investasi.

Sementara itu, bagi mereka yang baru ingin masuk ke pasar, langkah paling bijak adalah menunggu konfirmasi teknikal. Jika harga bertahan di atas $3.900 dan muncul tanda-tanda pembalikan naik, peluang jangka menengah bisa terbuka kembali. Sebaliknya, jika level itu jebol, area $3.800 atau bahkan $3.750 bisa menjadi target koreksi berikutnya.


Kesimpulan – Emas Masih Bersinar, Tapi Cahaya Mulainya Meredup

Harga emas di kisaran $4.000 mencerminkan pertarungan antara optimisme ekonomi global dan ketakutan lama terhadap ketidakpastian moneter. Saat tensi dagang AS–Tiongkok menurun dan The Fed melonggarkan kebijakan, emas menghadapi dilema: masih jadi simbol keamanan, tapi bukan lagi satu-satunya tempat berlindung.

Dengan momentum yang mulai goyah, emas kini lebih cocok diperlakukan bukan sebagai senjata perang singkat, melainkan sebagai perisai jangka panjang. Aman atau bahaya? Jawabannya tergantung bagaimana Anda memegangnya — dengan panik, atau dengan strategi.

(Sumber: Newsmaker.id, Coba demo Trading Gratis di Website Berikut ini)

No Comments

Post a Comment